'Bhinneka Tunggal Ika' yang Dikemas oleh Seniman Perempuan Indonesia

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 27 November 2023 | 11:00 WIB
Seni patung bertajuk Sri Naura Paramita karya Alfiah Rahdini dipamerkan di Bentara Budaya Art Gallery di Lantai 8 Menara Kompas, Jakarta. Patung tersebut menggambarkan keragaman masyarakat Indonesia yang khas. 12 seniman perempuan muda Indonesia memamerkan karyanya dengan tema 'Bhinneka Tunggal Ika' (Afkar Aristoteles Mukhaer/National Geographic Indonesia)

Nationalgeographic.co.id—Perkembangan seni kontemporer di Indonesia berkembang pesat dan diakui di dunia. Baru-baru ini, 12 seniman muda perempuan Indonesia menggelar pameran karyanya dengan tajuk "Bhinneka Tunggal Ika" yang merupakan semboyan negara, sekaligus lambang keragaman.

Pameran tersebut diadakan di Bentara Budaya Art Gallery, Jakarta pada 24—28 November. Dengan temak karya ini, para seniman menggambarkan kemajemukan masyarakat Indonesia melalui berbagai seni kontemporer.

"Bhinneka tunggal ika adalah moto yang begitu erat dengan identitas bangsa Indonesia, merujuk pada keragaman menjadi kekuatan utama bangsa kita," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno yang memberikan sambutan pameran melalui rekaman video pada Kamis, 23 November 2023.

"Pameran ini menjadi cermin dari keindahan, kekayaan, dan pluralitas budaya yang kita miliki yang menjadi potret kebangkitan seni rupa Indonesia," lanjutnya.

Pameran seni karya 12 seniman perempuan muda ini diselenggarakan oleh organisasi nirlaba bidang sosial dari Prancis Ellipse Art Project. Dengan demikian, ajang pameran ini bisa diadakan secara maksimal di Bentara Budaya Art Gallery dengan berbagai karya seni kontemporer yang dikemas dalam bentuk visual dan audio.

Para seniman tersebut antara lain Citra Sasmita, Alfiah Rahdini, Sekar Puti Sidhiawati, Meita Meilita, Audya Amalia, Rahayu Retnaningrum, Yessiow, Maharani Mancanagara, Lala Bohang, Mira Rizki, Ines Katamso, dan Andrita Yuniza Orbandi.

Karya dari para seniman ini telah berkelana dan mendapatkan apresiasi baik dari skala nasional maupun internasional. Dalam pameran yang ditampilkan di Bentara Budaya Art Gallery kali ini, karya para seniman telah dikurasi oleh kurator independen Farah Wardani. Semua karya merupakan hasil pemaknaan para seniman atas moto "Bhinneka Tunggal Ika".

Salah satu seni karya Rahayu Retnaningrum yang dipamerkan di pameran Bhinneka Tunggal Ika di Bentara Budaya Art Gallery. Karya ini memberikan gambaran keragaman suasana yang dekat dengan pengalaman sang seniman. (Rahayu Retnaningrum)

"Sebagai bagian dari generasi global, semangat Bhinneka tidak hanya diinternalisasi oleh para seniman itu sebagai semboyan bangsa, namun juga dalam membentuk cara pandang mereka sebagai orang Indonesia di dunia yang terus berubah. Ini ekspresi seni yang menarik," kata Farah dalam peresmian pameran.

Farah melanjutkan, para seniman yang merupakan generasi milenial Indonesia bertumbuh memaknai "Bhinneka Tunggal Ika" secara luas, karena memiliki perspektif sebagai warga dunia.

Semboyan tersebut tidak hanya sebagai ideologi nasional bagi kalangan pemuda, tetapi memiliki nilai kemanusiaan universal yang dapat diwujudkan dalam tatanan global, lanjutnya. Oleh karena itu, para seniman bisa punya pandangan yang beragam untuk diterapkan dalam ragam karya yang unik.

Salah satu karya terunik di pameran tersebut adalah patung Sri Naura Paramita karya Alfiah Rahdini. Patung tersebut berupa perempuan berhijab, mengenakan pakaian olahraga,  sedang duduk bertapa dengan kedua tangannya membentuk dharmachakra mudra di atas padmasana. Karya ini memberikan simbol bagaimana perpaduan keagamaan tumbuh di Indonesia.

Ada pula Ines Katamso yang memamerkan karya berupa instalasi bahan organik, fosil, dan tanah. Perpaduan ketiganya membuat pola unik yang dimaksudkan sebagai karya dengan pandangan kebudayaan dan sejarah personal.