Intip Sadisnya Alat Penyiksa Pear of Anguish Sejarah Abad Pertengahan

By Hanny Nur Fadhilah, Kamis, 4 Januari 2024 | 16:00 WIB
Pear of Anguish atau Pir Penderitaan adalah alat penyiksaan dalam sejarah Abad Pertengahan. (The Vintage News)

Secara keseluruhan, fungsi Pear of Anguish adalah praktik biadab dan tidak manusiawi yang mewakili aspek terburuk dari sifat manusia. 

Kebenaran Tentang Pir Penderitaan dalam Sejarah Abad Pertengahan

Ketika seseorang berpikir tentang Pear of Anguish, hal itu hanya akan membuat mereka ketakutan, namun setelah diperiksa lebih lanjut terhadap alat ini, mungkin ada penjelasan lain yang menggambarkan tujuan sebenarnya dari perangkat tersebut.

Dikutip History Defined, seorang sejarawan Australia bernama Chris Bishop mempelajari konstruksi alat penyiksaan tersebut.

Penelitiannya mengungkapkan bahwa objek yang digambarkan sebagai Pir Penderitaan mulai muncul sekitar pertengahan abad ke-19. Selain itu, terdapat referensi sejarah tentang seorang penjahat terkenal di Paris pada abad ke-17.

Pada saat itu, penjahat ini terkenal karena menggunakan perangkat yang dirancang dan memungkinkan dia untuk membungkam korban. Namun di luar praktik tersebut, sepertinya tidak ada yang menyebutkan alat penyiksaan seperti Pir dari Abad Pertengahan.

Bishop melanjutkan dengan mengatakan bahwa setelah memeriksa “Choke Pear” secara langsung, dia menyimpulkan bahwa orang tidak akan pernah bisa menggunakan alat tersebut untuk jenis penyiksaan tertentu.

Sebagai permulaan, pegas dalam konstruksi perangkat terlalu lemah untuk membuka lubang tubuh sehingga menyebabkan kerusakan. Selain itu, kaitnya didesain sedemikian rupa sehingga tidak bisa dibuka jika ada di dalam sesuatu.

Bishop berpendapat bahwa alat tersebut bisa saja digunakan sebagai instrumen bedah seperti spekulum atau alat yang membiarkan mulut terbuka bagi Dokter Gigi untuk melakukan pekerjaannya. Namun, di sisi lain, Pir bisa dengan mudah menjadi pemanjang sepatu, penyambung kaus kaki, atau pelebar sarung tangan.

Mereka akan memasukkan perangkat tersebut, memperluasnya jika memungkinkan, dan menyuap korban agar membayar mereka untuk mengeluarkannya.

Pada tahun-tahun terakhir Abad Pertengahan, penyiksaan tidak diragukan lagi merupakan praktik yang dapat diterima untuk mendapatkan informasi dan memaksa pengakuan.

Gagasan tentang Pir Penderitaan sangat buruk, ditambah dengan potensi pelanggaran seksual yang mengerikan dan rasa sakit fisik yang disebabkan oleh penyiksaan itu sendiri.

Tampaknya Pear of Anguish hanya merupakan alat yang terbatas pada imajinasi seseorang, para sejarawan menemukan bahwa dalam Abad Pertengahan masih penuh dengan insiden hukuman kejam.