Ada juga yang menyebutnya “Piala Keadilan” karena mereka percaya bahwa Pythagoras, yang bukan seorang peminum, ingin menunjukkan kepada murid-muridnya dan pengikutnya dampak negatif keserakahan dalam kehidupan seseorang.
Ketika batas tersebut terlampaui (keangkuhan), Anda tidak hanya akan kehilangan apa yang melewati batas tersebut, tetapi juga apa yang telah Anda peroleh sebelumnya (musuh).
Cukup dengan menerapkan prinsip hidrolik, Pythagoras mengajarkan untuk menerima secukupnya dan menikmati hal-hal yang sudah dimiliki dalam hidup tanpa meminta lebih.
Kematian yang Tidak Pasti
Seperti tanggal lahirnya, sumber penyebab kematiannya juga berbeda-beda. Diogenes Laërtius menulis bahwa Pythagoras dan murid-muridnya adalah korban pembantaian berdarah oleh otoritas Croton setempat yang takut akan pengaruh besar ajaran Pythagoras terhadap masyarakat setempat. Namun Dicaearchus, mengklaim Pythagoras meninggal karena kelaparan setelah tidak makan selama lebih dari empat puluh hari.
Meski tidak mengetahui secara pasti bagaimana filsuf, matematikawan, dan penemu hebat ini meninggal, nama dan teorinya tetap hidup hingga saat ini dalam sejarah dunia. Ajaran-ajarannya yang luar biasa telah dipelajari selama berabad-abad dan akan dikenang selama berabad-abad mendatang.
Ada laporan yang bertentangan mengenai tanggal lahir dan kematiannya dalam catatan sejarah dunia. Beberapa sumber berpendapat ia lahir pada tahun 570 SM dan meninggal pada tahun 490 SM.