Sekitar 1 dari 5 orang yang terinfeksi akan mengalami demam West Nile. Sebuah kondisi yang sangat mirip dengan flu. Berikut adalah gejala paling umum dari demam West Nile. seperti dilansir dari laman Hopkins Medicine:
* Demam* Sakit kepala* Nyeri tubuh* Ruam kulit pada batang tubuh* Pembengkakan kelenjar getah bening
Bentuk lebih parah dari virus West Nile biasanya mempengaruhi orang dewasa yang lebih tua. Ini terjadi ketika virus menembus penghalang darah-otak dan dapat menyebabkan:
* Sakit kepala* Demam tinggi* Kaku leher* Kesadaran terganggu, kelelahan ekstrem, dan reaktivitas yang berkurang terhadap rangsangan luar (stupor)* Kehilangan orientasi* Koma* Gemetar* Kejang* Kelemahan otot* Kelumpuhan
Banyak gejala ini juga dapat disebabkan oleh masalah kesehatan lainnya. Selalu konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan Anda untuk diagnosis.
Siapa yang berisiko terkena virus West Nile?
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terkena virus West Nile. Anda lebih mungkin terinfeksi jika terpapar gigitan nyamuk selama musim panas.
Sebagian besar orang yang terinfeksi mengalami penyakit ringan dan pulih sepenuhnya. Namun, orang tua dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih berisiko mengalami penyakit serius akibat infeksi ini.
Pengobatan dan pencegahan
Sebagian besar pasien pulih sepenuhnya tanpa perawatan medis. Pengobatan over-the-counter (OTC) dapat membantu mengurangi gejala.
Gejala yang parah memerlukan rawat inap dan perawatan pendukung, seperti bantuan pernapasan dan cairan intravena.
Baca Juga: Perubahan Iklim, Virus Kuno Bangkit dari Tidur dan Mengancam Dunia
Sementara terkait pencegahan, saat ini belum ada vaksin yang tersedia untuk melindungi dari WNV.
Fakta bahwa manusia tidak dapat menularkan penyakit ini, maka pencegahan terbaik adalah menghindari digigit nyamuk.
Namun, seperti dilansir laman Medical News Today, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
* Pakaian: Tutupi sebanyak mungkin kulit. Kenakan kemeja lengan panjang, celana panjang, kaus kaki tinggi, dan topi. Beberapa orang memasukkan bagian bawah celana mereka ke dalam kaus kaki.* Repelan nyamuk: Gunakan yang mengandung setidaknya 10 persen DEET. DEET tidak boleh digunakan pada anak-anak kecil, dan repellent tidak boleh digunakan pada bayi di bawah 2 bulan.* Perangkap, jaring, dan layar nyamuk: Pertahankan layar pada pintu dan jendela, dan pasang jaring di atas tempat tidur dan stroller anak. Pastikan tidak ada lubang.* Bau: Hindari sabun dan parfum yang beraroma kuat, karena dapat menarik nyamuk.* Berkemah: Perlakukan pakaian, sepatu, dan perlengkapan berkemah sebelumnya dengan permethrin. Pakaian yang dirawat khusus tersedia di beberapa toko.* Waktu: Nyamuk lebih banyak pada waktu fajar dan senja.* Air yang menggenang: Nyamuk berkembang biak di air yang bersih dan menggenang.
Untuk mengurangi risiko WNV karena air yang menggenang:
* Periksa dan hilangkan air yang menggenang di sekitar rumah, dan hindari berkemah di dekat danau dan kolam.* Balikkan ember dan kaleng penyiram dan simpan di bawah tempat berlindung untuk mencegah terisi air.* Buang air dari piring pot tanaman, atau hindari menggunakannya jika memungkinkan. Longgarkan tanah keras dari tanaman pot untuk mencegah genangan air di permukaan.* Ganti air dalam vas bunga setiap dua hari, dan gosok dan bilas bagian dalam vas dengan baik setiap kali.* Jaga agar daun tidak menyebabkan genangan air.
Untuk menghilangkan telur nyamuk, bersihkan dan gosok dengan baik piring pot, ember, dan wadah lainnya. Selain itu, pastikan saluran pembuangan tidak tersumbat dan jangan tutup dengan tanaman atau benda lainnya.