Untung dan sial bagi Carter, foto tersebut beresonansi dengan publik. Pembaca The New York Times terpukul oleh gambar tersebut, khawatir dengan kesejahteraan anak-anak yang kelaparan di Sudan, dan marah karena Carter, sang fotografer, meluangkan waktu untuk memfokuskan lensa dan membingkai gambar ketika dia bisa, menurut mereka, membantu anak tersebut.
Tentu saja, kebanyakan orang tidak menyadari bahwa Carter dan rekan-rekan jurnalis fotonya ditemani oleh tentara bersenjata yang bertugas khusus untuk mencegah mereka mengganggu adegan mengerikan apa pun di depan mereka.
Tetap saja, pembaca marah mengetahui bahwa Carter bahkan tidak tinggal untuk mencari tahu apa yang terjadi pada anak itu—dan dia tidak yakin apakah korban kelaparan itu pernah mencapai pusat pemberian makan.
Terlepas dari kontroversi yang meluas, Carter memenangkan Pulitzer Prize untuk foto tersebut pada tahun 1994 dan ia secara luas diakui karena mengungkapkan penderitaan rakyat Sudan kepada dunia. Namun, ia meninggal karena bunuh diri pada tahun yang sama, tampaknya dihantui oleh kengerian yang telah disaksikannya di negara itu.
"Sementara itu, nasib anak itu tetap menjadi misteri hingga tahun 2011," ujar Harvey.
Nasib Pilu Kong Nyong
Pada tahun 2011, para wartawan dari surat kabar Spanyol, El Mundo, melakukan perjalanan ke Sudan dengan misi menemukan anak yang menjadi subjek foto tersebut.
Meskipun mereka tidak berhasil menemukan Kong Nyong, mereka berhasil melacak ayahnya. Ayah Kong Nyong mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa "gadis kecil" dalam foto itu sebenarnya adalah seorang anak laki-laki.
Lebih mengejutkan lagi, ia menceritakan bahwa Kong Nyong berhasil selamat dari kelaparan dan mencapai pusat bantuan makanan pada hari ia difoto.
Namun, nasib baik itu tidak berlanjut. Kong Nyong meninggal dunia pada tahun 2007 akibat penyakit yang tidak diketahui. Kepergiannya yang tragis menambah lapisan kesedihan pada kisah foto yang telah menyentuh hati jutaan orang di seluruh dunia.
Pada akhirnya, baik Kong Nyong maupun Kevin Carter diabadikan selamanya melalui foto "The Vulture and the Little Girl".
"Meskipun gambar tersebut membuat Carter banyak dikritik, foto itu tetap menjadi salah satu contoh paling melegenda dalam foto jurnalistik, dengan dua simbol—burung nasar dan Nyong—dengan sempurna menggambarkan penderitaan Sudan selama kelaparan, serta keadaan politik yang bergejolak di sekitarnya," pungkas Harvey.
Foto Kevin Carter telah mengabadikan momen memilukan dalam sejarah dunia. Kisah anak dalam foto tersebut mengingatkan kita akan pentingnya mendokumentasikan peristiwa kemanusiaan, namun juga mengundang perenungan mendalam tentang batas-batas etika dalam jurnalisme.