Tujuh Orang Bijak Yunani Kuno: Pemikir yang Membentuk Peradaban Barat

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 23 November 2024 | 14:00 WIB
Mosaik Tujuh Orang Bijak Yunani kuno yang dianggap memainkan peran penting dan meletakan fondasi peradaban barat. (Clemens Schmillen, CC BY-SA 4.0)

 Bias dari Priene, seorang penyair sekaligus salah satu dari Tujuh Orang Bijak Yunani Kuno, berasal dari Priene di Ionia. Dia dikenal karena rasa keadilannya dan keahlian retorikanya, serta terkenal melalui kutipan moral dan fragmen syairnya. Ahli tata bahasa Satyrus mencantumkannya sebagai salah satu dari Tujuh Orang Bijak.

Menurut Satyrus, ketika nelayan Athena menemukan tripod perunggu bertuliskan "untuk yang paling bijak," mereka mengirimkannya kepada Bias, percaya bahwa dia adalah orang paling bijak. Bias pernah membebaskan perempuan yang menjadi budak dengan membayar tebusan mereka. Setelah mendidik dan membekali mereka, dia mengirim mereka kembali ke rakyat mereka di Messinia.

Sebuah patung marmer Bias yang disimpan di Hall of Philosophers di Museum Vatikan memuat inskripsi "Bias dari Priene" dan frasa "Kebanyakan orang itu jahat."

Pittacus dari Mytilene

Patung marmer Pittacus dari Mytilene, yang terkenal karena kepemimpinan politik dan militernya, serta kebijaksanaannya, salah satu dari Tujuh Orang Bijak Yunani kuno. (Marie Lan Nguyen, Public Domain)

Pittacus adalah salah satu dari Tujuh Orang Bijak Yunani kuno. Dia adalah pemimpin politik dan militer Mytilene. Menurut Diogenes Laertius, ayahnya adalah Hyrradius dari Thrace yang berasal dari kelas menengah, sementara ibunya berasal dari kalangan bangsawan.

Orang-orang mengenalnya karena kebijaksanaan politik dan sosialnya, kehati-hatiannya hingga kecakapan bela dirinya. Ia memasuki arena politik secara aktif pada 612 SM. Bersama dengan Epimenides dan Kikkis, saudara-saudara penyair Alcaeus yang memimpin partai aristokrat, ia membunuh tiran Melagro.

Pittacus memimpin Mytilene dalam perang melawan orang Athena dengan tujuan merebut kembali Sigeus di Troad, sebuah koloni Mytilenean lama di pintu masuk Hellespont.

Ia menonjol dalam pertempuran, bahkan membunuh jenderal Athena Phrynon dalam duel. Phrynon adalah seorang juara Olimpiade yang terkenal karena keberanian dan kehebatannya. Setelah perang, gangguan internal terus berlanjut di Mytilene, yang dipicu oleh hasutan bangsawan tertentu, terutama Alcaeus dan saudaranya Antimenides.

Ketika para penghasut ini diasingkan, kota itu mengalami masa damai sampai orang-orang buangan itu mencoba untuk kembali dengan paksa. Untuk mempertahankan diri dari ancaman ini, orang-orang memilih Pittacus sebagai aesymnetes (penguasa dan hakim), memberinya otoritas absolut. Ia memerintah Mytilene selama satu dekade (589–579 SM), setelah itu ia turun takhta secara sukarela.

Selama masa pemerintahannya, ia mengabdikan dirinya untuk memperbaiki dan merevisi hukum. Menurut Strabo, meskipun rakyat Mytilene mencintainya, para oligarki menjulukinya sebagai seorang tiran. Pittacus meninggal sekitar tahun 569 SM pada usia tujuh puluh tahun.

Solon dari Athena