Sebuah studi yang dipublikasikan pada jurnal Royal Society Open Science, mencoba membuktikan apakah ungkapan yang mengatakan simpanse lebih jorok dari manusia benar atau tidak.
Dengan menyeka sarang simpanse di Issa Valley, Tanzania, para peneliti mengetahui bahwa 3,5% persen bakteri yang ada di sana, berasal dari kulit, air liur, dan kotoran simpanse sendiri. Parasit dan kutu, jarang ditemukan di tempat tidur mereka.
Sementara, pada kasur manusia, jumlah bakterinya meningkat hingga 35%.
Baca juga: Deepstaria enigmatic, Ubur-ubur yang Sangat Mirip Kantung Plastik
“Kita perlu memikirkan kembali apa definisi ‘bersih’ di lingkungan kita,” kata Megan Thoemmes, pemimpin penelitian dan mahasiswa Ph.D di Carolina State University.
Sarang simpanse
Sekarang, sebelum Anda membakar kasur dan mulai membangun tempat tidur dari daun, ada beberapa hal yang harus diketahui.
Simpanse membangun sarang baru setiap malam. Mereka juga bersusah payah untuk bersandar di pinggir sarangnya saat buang air besar. Jadi, masuk akal jika konsentrasi bakteri mereka lebih rendah.
Namun, bagaimana pun juga, peneliti terkejut saat menemukan fakta bahwa tempat tidur manusia ternyata lebih kotor dari simpanse.
“Awalnya, kami menduga akan menemukan banyak ektoparasit dan bakteri tinja di sarang mereka karena ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa terdapat feses di bulu-bulu simpanse. Namun, hasilnya ternyata tidak,” jelas Thoemmes.
Jonathan Eisen, ahli mikrobiologi evolusi dari University of California, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan, penting untuk mengingat bahwa studi hanya melihat jumlah bakteri yang ada saat ini, bukan kuantitas mikrob keseluruhan.
Baca juga: Ilmuwan Temukan 100 Spesies Bawah Laut Terbaru di Sekitar Bermuda