Memburu Para Pemburu Satwa Liar dengan Bantuan Teknologi Mutakhir

By Agung Adytia Pratama Putra, Jumat, 25 Mei 2018 | 17:28 WIB
Serat akustik dan kamera termal berada di sepanjang pagar perimeter dan sensor magnetik yang terkubur di bawah tanah di sepanjang perimeter. ()

Perburuan satwa liar sudah menjadi masalah klasik yang hingga saat ini belum juga dapat terselesaikan. Nilai jual dari produk terkait satwa liar masih menjadi godaan besar bagi para pemburu. Meski begitu, beberapa komunitas atau instansi terus berusaha mengembangkan teknologi untuk membantu memerangi perburuan satwa liar ini.

Salah satunya adalah program teknologi “Connected Conservation” di Zambia, Kenya, dan Mozambik. Program teknologi ini sebelumnya pernah dikembangkan pertama kali di Afrika Selatan pada November 2015. Inovasi ini diklaim berhasil menurunkan hingga 96% perburuan badak.

Baca juga: Kemajuan Teknologi Pencitraan Udara Mampu Selamatkan Banyak Nyawa

Keluar dan masuknya ratusan orang ke dalam cagar alam serta taman nasional setiap harinya sulit untuk dimonitor. Lokasi yang jauh, teknologi penunjang yang kurang memadai, prosedur pengamanan, serta kendala komunikasi disebut sebagai faktor penyebab.

Dengan model teknologi yang dikembangkan oleh Dimension Data dan Cisco ini, kendala tersebut dapat diatasi dengan baik. Satwa liar pun dapat terlindungi dengan baik.

Sebelumnya, dalam laporan “Great Elephant Census (GEC)” tahun 2016, populasi gajah di padang rumput menurun hingga 30% antara tahun 2007-2014, yang berarti hanya ada sekitar 144.000 ekor. Tidak hanya itu, angka rata-rata penurunan pun mencapai 8% per tahun, dengan faktor utama yaitu perburuan.

Penelitian tersebut juga mengungkap bahwa 4000-6000 pelaku perburuan merupakan warga sekitar wilayah “The Game Management Aeras (GMAs)”. Angka itu juga mencakup para nelayan yang melakukan aktivitas di dalam wilayah cagar alam tersebut.

Cagar alam dimonitor 24 jam 365 hari dalam setahun dari ruang kontrol. ()

Salah satu teknologi yang digunakan adalah kamera termal, kamera yang mampu melihat dengan mendeteksi suhu. Kamera ini diletakan pada gerbang masuk dan keluar area.

CCTV dengan kemampuan analisa visual akan dipasang untuk dapat mendeteksi setiap pergerakan para pemburu liar, termasuk nelayan di lokasi perairan.

Keseluruhan teknologi di atas juga dihubungkan dengan jaringan wifi agar petugas dapat dengan mudah terhubung walau dalam lokasi yang jauh.

Baca juga: Pahami 'Rambu-rambu' Agar Pertemanan Tak Rusak Karena 'Politik Kantor'

“Kami juga melakukan kerjasama dengan pihak berwenang setempat dan komunitas memancing di Zambia. Kerjasama ini akan menghasilkan sistem perizinan kegiatan memancing yang dapat memonitor pemburu liar yang mengaku sebagai nelayan”, ujar Bruce Watson, Dimension Data Group Executive.

Dengan semakin berkembangnya program teknologi untuk memerangi perburuan satwa liar ini, berbagai pihak berharap agar masalah "tanpa ujung" ini dapat dengan segera teratasi.