Burung Pipit Rawa Berkicau dengan Nada yang Sama Selama Seribu Tahun

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 21 Juni 2018 | 10:22 WIB
Burung pipit rawa. (Robert Lachlan via History.com)

Manusia mungkin merasa bangga karena memiliki berhasil mengajarkan tradisi, kebiasaan, dan cara hidup ke generasi selanjutnya. Namun, ternyata, manusia bukan satu-satunya makhluk hidup yang bisa melakukan hal tersebut.

Sebuah studi terbaru yang dilakukan pada burung pipit rawa (bondol rawa) menemukan fakta bahwa mereka telah menyanyikan lagu yang sama selama seribu tahun. Dengan ini, burung pipit rawa telah menciptakan dan melestarikan kicauan dalam waktu yang paling lama – menyaingi kemampuan manusia mewariskan tradisi.

Dalam studi yang dipublikasikan pada jurnal Nature Communications, para peneliti dari Queen Mary University of London, Imperial College London, dan Duke University, merekam 615 suara burung dari enam populasi burung pipit rawa di New York, Pennsylvania, Michigan, dan Wisconsin. Spesies Melospiza Georgiana ini memang biasanya mudah ditemui di rawa-rawa dan lahan basah di wilayah timur laut dan tengah AS.

Baca juga: Lobster Langka Berwarna Pastel Ditemukan di Kanada

Setelah merekam nyanyian burung, para ilmuwan lalu menggunakan perangkat lunak komputer untuk menganalisis perbedaannya. Mereka akhirnya memilih 160 jenis kicauan, lalu menciptakan model matematika untuk memetakan bagaimana itu menyebar dalam kelompok burung pipit rawa dari waktu ke waktu.

Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun burung-burung muda mendengar banyak nada, namun mereka memilih mempelajari suara yang paling umum. Kicauan baru segera disaring hingga akhirnya meninggalkan nada yang sama seperti pendahulunya. Tradisi pun tetap terjaga dan stabil.

Baca juga: Hewan Laut Berjatuhan dari Langit Tiongkok, Mengapa Itu Bisa Terjadi?

Studi ini juga menemukan fakta bahwa burung pipit muda mempelajari nada-nada tersebut dengan akurat. Ketepatannya mencapai 98%.

Meskipun burung pipit rawa memiliki otak yang kecil, namun itu dikemas lebih padat dengan neuron dibanding hewan lainnya. Itu memungkinkan mereka memiliki kognisi yang lebih maju dan kompleks, seperti pada gagak dan burung beo. Terbukti bahwa burung pipit rawa melestarikan tradisi lagu mereka selama berabad-abad melalui seleksi, imitasi, dan pembelajaran.

“Pewarisan tradisi yang stabil, sudah lama menjadi ciri perilaku manusia dan nenek moyang kita. Namun, apa yang ditunjukkan penelitian kami adalah bukti sederhana bahwa burung pipit rawa juga bisa menurunkan tradisi yang sama langgengnya,” jelas Stephen Nowicki, profesor biologi di Duke University.