Tentara Bayaran Turut Mengawal Piala Dunia 2018 dari Ancaman ISIS

By Agustinus Winardi, Minggu, 24 Juni 2018 | 17:18 WIB
Tentara Cossack (Pinterest)

Selain mengerahkan pasukan khusus Spetsnaz, pasukan antiteror Federal (FSB), dan pasukan Garda Nasional, demi mengamankan Piala Dunia 2018 pemerintah Rusia di bawah Komando Presiden Putin juga mengerahkan para tentara bayaran.

Ribuan tentara bayaran yang diturunkan untuk mengamankan perhelatan Piala Dunia 2018 ini terdiri dari berbagai personel terlatih yang memiliki pengalaman perang di Ukraina serta Suriah.

Baca juga: 5 Kejadian Kontroverisal yang Tidak Terlupakan Dalam Piala Dunia

Sebagian besar tentara bayaran Rusia berasal dari orang-orang Cossack. Mereka terkenal tangguh. Leluhur mereka merupakan para tentara yang pernah bertempur melawan pasukan Nazi Jerman pada PD II.

Selain ahli bertempur sambil menunggang kuda, dalam PD II, para tentara dari Cossack juga dikenal sebagai prajurit yang tahan bertarung dalam kondisi suhu nol derajat.

Para keturunan prajurit Cossack yang jago bertempur ini banyak direkrut sebagai tentara bayaran dan mendapat pelatihan militer dari petinggi pasukan khusus Rusia, Dmitry Utkin.

Ketika para tentara bayaran Rusia dikirim ke Suriah, sebenarnya hal ini pun melanggar hukum yang berlaku di negara itu sendiri.

Namun karena rezim Bashar al Assad di Suriah berani membayar mahal, maka para tentara bayaran yang didominasi orang-orang Cossack itu terus dikirim ke Suriah sejak tahun 2015.

Tujuan utama Rusia mengirim tentara bayaran ke Suriah secara diam-diam adalah untuk menghabisi ISIS sebelum para teroris masuk ke negara mereka.

Baca juga: Kekurangan Narapidana, Lebih dari 20 Penjara di Belanda Ditutup

Piala Dunia 2018 yang berlangsung di Rusia memang dibayangi oleh ancaman ISIS yang akan melancarkan serangan teror. Oleh karena itu, pasukan yang berpengalaman dalam mengendus ISIS tersebut dinilai mampu untuk menjaga ajang terbesar sepakbola ini.

Rusia sendiri dermikian percaya pada para tentara bayaran Cossack untuk mengamankan Piala Dunia 2018 walau berpura-pura tidak mengakui eksistensinya.

Sikap pura-pura pemerintah Rusia itu terkuak ketika Presiden Putin dan Dmitry Ukin hadir dalam suatu acara resmi "Defender of the Fatherland Day" untuk memberi perhargaan khusus kepada para tentara bayaran Cossack yang telah dianggap berjasa bagi Rusia.

Artikel ini sudah pernah tayang pada Intisari. Baca artikel sumber.