Ekosistem Terganggu, Seekor Anak Gajah Tersesat Di Dekat Permukiman

By Mar'atus Syarifah, Rabu, 11 Juli 2018 | 11:10 WIB
Seekor anak gajah yang ditemukan di Brumas (Malay Mail)

Seekor anak gajah berusia sekitar kurang dari tiga tahun ditemukan dalam keadaan lemah di area kelapa sawit pada 10 Juli 2018, di Brumas, Sabah, Malaysia. Pekerja perkebunan menemukan gajah malang itu sekitar pukul tiga sore dan segera memanggil pihak berwenang untuk menyelamatkannya.

Baca Juga: Peter Kürten, Pembunuh Berantai yang Meminum Darah Korban-korbannya

“Gajah yang ditemukan sangat kecil dan muda, mungkin usianya hanya beberapa bulan. Ia memerlukan banyak perhatian dan kasih sayang untuk bertahan hidup,” tutur salah satu sumber yang dikutip dari Malay Mail pada hari Rabu (11/7/2018).

Meskipun dalam keadaan lemah dan tersesat, gajah kecil ini tidak menunjukkan sikap agresif ketika didekati oleh tim penyelamat, Sabah Wildlife Department.

Saat ini, anak gajah dirawat oleh penjaga hutan dan satwa liar di Tawau. Pihak berwenang belum bisa menentukan kelanjutan nasib gajah tersebut, mengingat usianya yang terlalu kecil untuk dilepaskan kembali ke alam liar bersama kawanan yang mungkin tidak dikenalnya.

Kasus semacam ini bukanlah yang pertama kali terjadi di Brumas. Sebelumnya pada tahun 2016 pernah terjadi serangan gajah jantan yang membuat sepasang suami istri mendapatkan luka serius.

Dari tahun 2013 hingga 2016 tercatat lima belas bayi gajah liar yang ditemukan. Hal ini cukup membuat masyarakat resah.

Baca juga: Mengapa Orang Zaman Dahulu Tidak Mau Tersenyum Ketika Difoto?

Gajah merupakan hewan yang hidup berkelompok (gregarious). Fakta menunjukkan bahwa gajah yang berjalan sendirian di sekitar pemukiman, atau gajah yang tiba-tiba mengamuk menandakan adanya gangguan pada ekosistem hutan.

Laju pembangunan dan pembukaan lahan yang cepat di pantai timur dan pedalaman Sabah berujung pada konflik antara manusia dengan satwa liar.