Pernikahan yang Tidak Harmonis Berdampak Buruk Pada Kesehatan

By Mar'atus Syarifah, Selasa, 17 Juli 2018 | 14:17 WIB
Ilustrasi orang yang menjalin hubungan. (Lutfi Fauziah)

Dalam menjalin hubungan rumah tangga, diperlukan komunikasi. Antara suami maupun istri harus mampu membangun komunikasi yang baik agar terjalin hubungan harmonis dalam rumah tangga.

Sementara itu, kurangnya komunikasi dapat memicu permasalahan dalam rumah tangga. Permasalahan ini nantinya akan berdampak pada hubungan yang tidak harmonis.

Sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari University of Nevada dan University of Michigan mengungkapkan bahwa pernikahan yang buruk akan berdampak pada kesehatan. Tim peneliti memantau 373 pasangan untuk membuktikan hal tersebut.

“Kami mengikuti pasangan yang sudah menikah selama 16 tahun pertama pernikahan dan membandingkan kesehatan antara pasangan yang memiliki banyak konflik dengan pasangan yang memiliki konflik sedikit,” kata Rosie Shrout, salah satu peneliti.

Baca Juga: Gempa Meksiko Ungkap Keberadaan Kuil Aztec Berusia Seribu Tahun

Dari penelitian tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa konflik dalam pernikahan memiliki dampak negatif terhadap kesehatan suami maupun istri. Sedangkan pasangan yang mampu menjalin hubungan dengan baik memiliki tingkat kesehatan yang lebih baik pula. 

Para partisipan diminta untuk menjawab pertanyaan seputar kesehatan mereka. Pertanyaan yang diberikan bermacam-macam, seperti apakah kesehatan mereka mengganggu pekerjaan, apakah mereka cukup sehat untuk melakukan aktivitas, apakah tidur mereka terganggu, apakah mereka selalu gelisah, dan apakah mereka meraakan sakit kepala.

Dari jawaban yang dikumpulkan, konflik dalam hubungan pernikahan dapat menyebabkan kerusakan respons dalam tubuh, perubahan nafsu makan, dan peningkatan hormon stres dalam jangka panjang. Hubungan yang tidak harmonis juga dapat memengaruhi kinerja jantung hingga sistem kekebalan.

Baca Juga: Roller Coaster, Wahana Pemicu Adrenalin yang Membawa Manfaat

“Mengalami banyak konflik dalam suatu hubungan dapat merusak kesehatan, seperti halnya merokok dan minum alkohol,” jelas Shrout.

Veronica Lamarche, seorang profesor psikologi sosial di University of Essex – yang tidak terlibat dalam penelitian – juga menyetujui hasil studi di atas. Ia ikut memperingatkan bahwa konflik dalam rumah tangga berpengaruh pada respons tubuh yang mana akan mengalami kerusakan jangka panjang.

"Ada cukup banyak penelitian yang menghubungkan konflik hubungan dengan berbagai jenis respon fisiologis, seperti peningkatan pelepasan hormon stres, peradangan, perubahan regulasi nafsu makan, dan fungsi kekebalan tubuh," katanya.