Peneliti Berhasil Mengungkap Isi Papirus Kuno yang Misterius

By Mar'atus Syarifah, Rabu, 18 Juli 2018 | 10:05 WIB
Dokumen Yunani kuno yang misterius. (The University of Basel) (Fox News)

Artefak berupa papirus yang cukup membingungkan para ahli selama berabad-abad, akhirnya terkuak. Papirus tersebut ditulis dalam bahasa Yunani kuno dengan teknik penulisan cermin (terbalik) di kedua sisi. Selama ini, ia disimpan di University of Basel, Switzerland, dan berusia sekitar 2.000 tahun.

Dilansir dari Fox News, penelitian tersebut menggunakan teknologi ultraviolet dan inframerah untuk menguraikan lembaran papirus. Hasilnya menunjukkan bahwa itu bukanlah papirus tunggal. Beberapa lapisan papirus direkatkan hingga akhirnya terbentuk yang baru.

Tidak disangka oleh para peneliti, teks papirus tersebut ternyata berisikan ilmu medis kuno tentang “apnea histeris”. Diperkirakan teks tersebut ditulis oleh Galen, seorang ahli medis pada zaman Romawi.

Baca Juga: Ancaman Kenaikan Permukaan Air Laut: Musnahnya Jaringan Internet

"Ini adalah penemuan sensasional. Mayoritas teks papirus berisikan dokumen seperti surat, kontrak, dan tanda terima. Oleh karena itu, teks yang ditemukan ini jauh lebih berharga," kata Sabine Huebner, profesor sejarah kuno di University of Basel.

Papirus yang ditemukan kemudian dibandingkan dengan papirus Ravenna atau papirus Italia – dokumen bersejarah dari keuskupan agung Ravenna di Italia. Hasilnya, dapat dipastikan bahwa papirus tersebut merupakan tulisan dari Galen namun ditulis ulang dan digunakan kembali pada abad pertengahan.

“Papirus ini sudah mengalami daur ulang yang serupa terjadi pada manuskrip abad pertengahan, karena terdiri dari beberapa lembar direkatkan dan mungkin digunakan sebagai penjilidan buku,” papar Huebner.

Baca Juga: Pernikahan yang Tidak Harmonis Berdampak Buruk Pada Kesehatan

Selain pengungkapan misteri papirus di Basel, penemuan teks bersejarah lainnya di dunia sedang banyak diungkap. Di Denmark, para peneliti menemukan kandungan arsenik – unusur nonlogam – yang tinggi dalam tiga buku dari abad ke-16 dan 17. Itu terjadi ketika peneliti dari University of Southern Denmark mempelajari fragmen manuskrip pada abad pertengahan yang digunakan untuk penjilidan buku.

Di Spanyol, para peneliti berhasil menguraikan surat rahasia milik Raja Ferdinand II kepada komandan militernya yang diketahui telah berusia 500 tahun. Sebuah penelitian yang cukup besar sampai harus melibatkan badan inteligen Spanyol, Centro Nacional de Inteligencia (CNI), untuk membantu memecahkan surat tersebut. Peneliti dibuat bingung karena surat tersebut menggunakan kombinasi dari 237 kode huruf dan 88 simbol.