Mengapa Matahari Terbit dan Terbenam Menampilkan Warna Jingga?

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 19 Juli 2018 | 14:06 WIB
Pagoda-pagoda saat matahari terbenam (Thinkstockphoto)

Langit yang berwarna merah dan oranye keemasan menjadi pemandangan indah yang biasa kita lihat saat matahari terbit dan terbenam. Namun, tahukah Anda, mengapa keindahan itu bisa muncul?

Adam Morgan, ahli meteorologi senior dari Australian Bureau of Meteorology, menjelaskan bahwa saat terbit dan terbenam, matahari berada dalam posisi rendah di cakrawala.

Baca juga: Pembelian Online Meningkat, Tiongkok Ciptakan Robot Pengantar Barang

Di waktu-waktu tersebut, sinar matahari harus melewati lebih banyak atmosfer untuk mencapai kita. Dan ketika cahaya menghantam atmosfer, ia akan terhambur.

“Sebaran tersebut paling memengaruhi spektrum cahaya yang berwarna biru. Jadi, ketika sinar matahari akhirnya sampai di depan mata kita, yang tersisa adalah bagian spektrum berwarna merah dan kuning,” papar Morgan dilansir dari The Conversation.

Pemandangan matahari terbit di Wina, Austria (Gregorius Bhisma Adinaya)

‘Penghamburan cahaya’ juga bergantung pada debu, asap dan partikel lain berada di udara. Partikel-partikel tersebut tersapu dari daratan oleh angin tenggara yang kering, serta asap api unggun yang dinyalakan di Bumi. Mereka biasanya terbentuk di atmosfer akibat sistem tekanan yang tinggi dan ini berkaitan dengan cuaca kering.

“Jika pernah mengunjungi Darwin di musim panas (antara Mei hingga September), Anda pasti tahu bahwa matahari terbenam berwarna oranye kemerahan adalah pemandangan sehari-hari,” kata Morgan.

Baca juga: Jatuh Cinta Mengubah Cara Kerja Otak dan Tubuh, Seperti Apakah?

Selain itu, yang membuat warna matahari terbit dan terbenam spektakuler adalah posisinya di langit yang saling terhubung dengan awan.

Ketika posisi matahari rendah di cakrawala, cahaya bersinar di bagian bawah awan yang lebih tinggi di langit. Ia merefleksikan kembali warna oranye dan merah yang membuat langit tampak seperti terbakar.