Penelitian: Radiasi Ponsel Mampu Memengaruhi Kinerja Memori Remaja

By Mar'atus Syarifah, Jumat, 20 Juli 2018 | 12:38 WIB
Sebagian besar orang tua membiarkan anak menggunakan telepon tanpa pengawasan. (Bayu Dwi Mardana)

Sebuah studi yang dilakukan oleh Swiss Tropical and Public Health Institute menunjukkan bahwa radiasi yang terdapat pada ponsel berdampak buruk pada remaja. Ditemukan medan elektromagnetik frekuensi radio mungkin memiliki efek buruk pada pengembangan kinerja memori dari daerah otak tertentu yang diekspos selama penggunaan ponsel.

Studi tersebut dilakukan bekerja sama dengan proyek Uni Eropa GERoNiMO untuk meningkatkan pengetahuan tentang sejauh mana medan elektromagnetik frekuensi radio (RF-EMF) memengaruhi kesehatan. Penelitian itu melibatkan hampir 700 remaja dengan rentang usia 12-17 tahun dari sembilan sekolah yang ada di Swiss.

Baca Juga: Peneliti: Makan Malam Lebih Awal Dapat Menurunkan Risiko Kanker

Penelitian tersebut melihat hubungan antara paparan medan elektromagnetik frekuensi radio dari perangkat komunikasi nirkabel dan kinerja memori pada remaja. 

Studi ini menindaklanjuti laporan yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Environment International pada tahun 2015 dengan dua kali ukuran sampel dan informasi terbaru tentang penyerapan RF-EMF di otak remaja selama berbagai jenis penggunaan perangkat komunikasi nirkabel. 

Ini adalah studi epidemiologi pertama di dunia untuk memperkirakan kumulatif dosis otak RF-EMF pada remaja.

"Hasilnya menunjukkan bahwa memang RF-EMF yang diserap oleh otak bertanggung jawab terhadap kinerja otak remaja," kata Martin Roosli, Kepala Ekposur dan Kesehatan Lingkungan di Swiss TPH.

Baca juga: Pernikahan yang Tidak Harmonis Berdampak Buruk Pada Kesehatan

Paparan RF-EMF dari penggunaan ponsel selama lebih dari satu tahun memiliki efek negatif pada pengembangan kinerja memori figural pada remaja.

Meski begitu, faktor-faktor seperti pubertas juga bisa ikut memengaruhi. Jadi masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menyingkirkan faktor-faktor tersebut.

 Diakui oleh Roosli bahwa penelitian tersebut masih relatif baru, sehingga belum dapat dipastikan bagaimana pengaruhnya dalam jangka panjang.