Peneliti: Liburan Ideal Tidak Cukup Dilakukan Pada Akhir Minggu Saja

By Mar'atus Syarifah, Senin, 6 Agustus 2018 | 14:58 WIB
Menikmati liburan di tengah alam. (grinvalds/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Sibuk memang menandakan bahwa kita adalah seorang yang produktif. Namun, sesibuk apapun diri kita, tubuh dan pikiran tetap memiliki kapasitas. Akan datang waktunya ketika tubuh dan pikiran kita meminta untuk istirahat sejenak.

Cara terbaik untuk mengistirahatkan diri dari kesibukan adalah dengan liburan. Bukan hanya mengistirahatkan badan, liburan juga dapat meringankan beban pikiran yang selama ini kita tanggung saat bekerja.

Mungkin selama ini kita berpikir bahwa beristirahat di akhir minggu sudah cukup "membayar" kelelahan kita. Namun ternyata, hal tersebut masih belum cukup. Sebuah penelitian mengungkapkan ada panjang waktu ideal bagi kita untuk berlibur.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Happiness Studies, panjang waktu liburan yang paling ideal adalah delapan hari.

Mengapa delapan hari?

Baca Juga: Takut dengan Laba-Laba? Hindari Menggunakan Warna Favoritnya

Peneliti menyebutkan bahwa seorang wisatawan akan mengalami peningkatan kebahagiaan dalam beberapa hari pertama liburan. Perasaan bahagia tersebut akan memuncak pada hari kedelapan. Selain itu, perjalanan delapan hari memberi para wisatawan waktu yang cukup untuk mempersiapkan dan menyesuaikan diri mereka dengan rutinitas baru yang lebih santai.

Menurut peneliti, delapan hari merupakan jangka waktu yang tepat bagi pekerja untuk benar-benar bersantai dan melepas kepenatan. Peneliti melihat, dalam delapan hari banyak manfaat yang didapatkan oleh para pekerja, mulai dari peningkatan kualitas tidur hingga memiliki banyak waktu untuk kegiatan yang lain (hobi, kegiatan sosial, dll).

Sayangnya, peneliti juga menemukan fakta bahwa hawa liburan hanya dapat dirasakan sekitar satu minggu setelah kembali bekerja. Setelah kembali ke dunia pekerjaan, otak dapat dengan cepat berubah kembali ke mode bekerja.

Baca Juga: Musnahnya Peradaban Maya Disebabkan Oleh Kekeringan Ekstrem

Meskipun efek jangka panjang dari liburan sulit untuk dilacak, namun peneliti menegaskan bahwa liburan tetap penting untuk dilakukan. layaknya tidur, peneliti memberi ilustrasi bahwa liburan perlu rutin dilakukan karena tubuh manusia dapat lelah.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari istirahat, peneliti menyarankan untuk mengambil beberapa liburan dengan interval yang sama selama satu tahun bekerja. Berlibur bukan berarti mengemasi barang dan pergi jauh. Memilih untuk berlibur di sekitar tempat tinggal (staycation) juga mampu memberikan imbalan fisik dan psikologis yang sama seperti liburan ke tempat yang jauh.