Musik Memiliki Hubungan yang Erat dengan Tingkat Empati Seseorang

By Mar'atus Syarifah, Jumat, 10 Agustus 2018 | 15:55 WIB
Ilustrasi bermain musik. (Bombaert/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Musik sebagai "alat" untuk mengubah suasana hati seseorang mungkin sudah bukan menjadi rahasia. Banyak orang sudah membuktikannya secara langsung. Lantas bagaimana dengan kaitan antara musik dengan empati seseorang?

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa musik memiliki hubungan yang erat dengan tingkat empati seseorang. Orang dengan empati tinggi diketahui mengolah musik secara berbeda di otak mereka daripada orang dengan empati yang lebih rendah.

Baca Juga: Delapan Barang Berumur 50 Abad Milik Irak Dikembalikan Oleh Inggris

Menurut Zachary Wallmark, Southern Methodist University, orang yang berempati tinggi dan berempati rendah sebenarnya memiliki banyak kesamaan ketika mendengarkan musik. Kesamaan yang dimiliki keduanya adalah keterlibatan yang setara di wilayah otak mereka, area otak yang berkaitan dengan pendengaran, emosi, dan pemrosesan motorik sensorik.

Meskipun demikian, peneliti menemukan bahwa orang-orang yang memiliki empati tinggi cenderung lebih suka mendengarkan musik daripada yang lain. Hal ini disebabkan karena orang dengan empati tinggi menggunakan lebih banyak jaringan sosial otak mereka daripada orang-orang yang rendah dalam berempati.

Bagian otak yang digunakan untuk kesadaran sosial dan pengaturan emosi sosial diaktifkan ke tingkat yang lebih tinggi ketika musik dimainkan.

Dalam penelitian sebelumnya, diketahui bahwa sekitar 20% manusia memiliki rasa empati yang tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Southern Methodist University dan Uniersity of Californis ini merupakan penelitian pertama yang bertujuan untuk menunjukkan koneksi antara saraf, musik, dan empati.

Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian mereka, para peneliti memainkan dua musik yang populer dan tidak populer kepada 20 mahasiswa University of California. Selagi mendengarkan musik, peneliti memindai otak mereka dengan mesin MRI. Setelah itu, partisipan diminta untuk mengisi kuesioner yang digunakan untuk menilai tingkat empati mereka. 

Melalui MRI, peneliti kemudian mengidentifikasi area otak partisipan yang responsif terhadap musik. Peneliti kemudian membandingkan hasil dari partisipan yang terbukti sangat empatik, dengan partisipan yang memiliki tingkat empati lebih rendah.

Baca Juga: Hati-Hati Tertular Depresi! Ketahui Bagaimana Cara Penularannya

Penelitian mengungkapkan bahwa pemilik empati tinggi, bagian otak mereka yang mengatur kesenangan menjadi aktif ketika mendengarkan musik populer. Bagian otak tersebut dianggap sebagai "pusat penghargaan", cenderung membawa emosi positif pada manusia.

Orang dengan empati tinggi menunjukkan lebih banyak aktivitas di area korteks prefrontal — bagian yang mengontrol aspek perilaku sosial.  

“Studi ini menunjukkan tentang kekuatan empati dalam memodulasi persepsi musik, sebuah fenomena yang mengingatkan kita pada konsep empati dimana perasaan menjadi sebuah karya seni,” ucap Marco Iacoboni, seorang ahli saraf di UCLA.