Terungkap, Musik Cadas dan Kebisingan Kota pun 'Tak Ramah' Lingkungan

By Mar'atus Syarifah, Jumat, 24 Agustus 2018 | 10:05 WIB
Ilustrasi konser musik (Thinkstock)

Nationalgegraphic.co.id - Bagi yang kurang memahami, musik rock atau musik cadas ini dianggap mengganggu telinga karena suaranya yang terbilang keras dan berisik. Ternyata, anggapan ini tidak hanya berlaku bagi manusia, lingkungan juga bisa terganggu karena karakter suara keras yang dihasilkan.

Brandon T. Barton dari Mississippi State University beserta tim membuktikannya dengan menguji coba pada tanaman dan serangga. Mereka menyalakan musik rock di dekat subjek penelitian. Selama dua minggu percobaan, berbagai macam lagu rock diputar 24 jam penuh.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Ecology and Evolution ini mengungkapkan bahwa serangga menjadi pemangsa yang kurang efektif dan memakan makanannya lebih sedikit.

Dari penelitian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa musik rock mungkin dapat terus bertahan, tetapi tidak dengan lingkungan yang terpapar oleh jenis musik ini.

Baca Juga: Kekalahan Napoleon di Perang Terakhirnya Disebabkan Erupsi Tambora?

Penelitian lebih lanjut bahkan menunjukkan bahwa bukan hanya music rock yang mengganggu lingkungan. Suara bising, seperti suara perkotaan, juga menjadi sumber polusi suara yang mengganggu lingkungan.

Peneliti memutar rekaman suara perkotaan, yang dimainkan dengan volume yang kira-kira sama seperti suara aslinya. Ternyata, efek yang sama terlihat jelas pada subjek penelitian.

"Kebisingan sebenarnya bisa mengurangi efisiensi predator alami dalam mengendalikan hama. Jika itu terjadi dan hama menjadi lepas kendali, maka Anda harus bersiap menyemprotkan lebih banyak bahan kimia,” kata Barton.

Sebelumnya, sebuah penelitian pernah dilakukan pada tahun 2016 dan menemukan bahwa kebisingan dari situs ekstraksi gas alam membuat burung hantu kehilangan kemampuannya untuk berburu. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan pada tahun 2017, terungkap bahwa suara mesin dari jalan raya mengurangi kemampuan hewan terdekat untuk menemukan mangsa dan menghindari pemangsa.

Bahkan, penelitian yang diterbitkan awal tahun itu menemukan bahwa burung yang hidup di dekat sumur gas alam mengalami gejala yang mirip dengan PTSD.

Baca Juga: Gangguan Kecemasan Bisa Menjadi Tanda 'Pertumbuhan' Penyakit Alzheimer

Barton mengatakan bahwa penelitian yang dilakukannya berbeda dari penelitian lainnya. Menurutnya, penelitian sebelumnya melihat efek langsung dari kebisingan pada spesies tertentu. Pada penelitian yang dilakukan oleh Barton, tanaman yang menjadi subjek penelitian sama sekali tidak dirugikan oleh musik, hanya serangga yang dirugikan. 

"Hewan tidak hidup dalam isolasi. Mereka menjalin interaksi jaringan makanan dengan spesies lain. Jadi dengan mempengaruhi satu spesies, polusi suara dapat menghasilkan efek tidak langsung yang menyebar dari individu ke individu, dan akhirnya dapat mempengaruhi seluruh komunitas,” kata Barton.