Peneliti Memperjuangkan Kutu dan Parasit Agar Terhindar dari Kepunahan

By Mar'atus Syarifah, Jumat, 24 Agustus 2018 | 15:53 WIB
Parasit betina dari genus Caenocholax-Strepsiptera bersembunyi di tubuh jangkrik. (Jeyaraney Kathirithamby via National Geographic)

Meskipun terdengar aneh, peneliti tetap menegaskan bahwa melestarikan parasit adalah hal yang penting dilakukan. Sebagian besar parasit ternyata tidak merugikan spesies inangnya. Bahkan, beberapa diantaranya turut memainkan beberapa peran penting.

"Kita tentu tahu bahwa parasit memainkan peran kunci dalam rantai makanan, siklus nutrisi, dan dalam membantu sistem kekebalan inang mereka tetap kuat dan efektif, sehingga mereka memiliki apa yang disebut nilai ekologis," tambah Kwak.

Lebih lanjut, peneliti memperkirakan adanya peran lain yang baru mulai dipahami. Bukan hanya berperan dalam rantai makanan, parasit juga berperan besar dalam ilmu medis. "Dalam perkembangan obat-obatan, kita semakin beralih ke alam. Kami melihat bahwa parasit mengandung senyawa yang sangat banyak yang dapat merevolusi obat," lanjut Kwak.

Baca Juga: Kamera Drone Berhasil Ungkap Keberadaan Suku Terasing di Amazon

Peneliti memberi contoh pada beberapa spesies cacing pita. Cacing-cacing tersebut mengandung logam berat yang diperkirakan oleh peneliti dapat digunakan untuk mengobati keracunan logam pada manusia.

Selain cacing, peneliti juga menemukan bahwa kutu memiliki kandungan antikoagulan yang kuat. Hal tersebut berguna untuk mengontrol pembekuan darah. Sedangkan larva lalat (botfly) diketahui dapat menghasilkan senyawa anestesi untuk mematikan rasa sakit.

Sehingga, peneliti sangat menyayangkan jika parasit yang sangat potensi tersebut menghilang di dunia.