Kematian 323 Rusa Akibat Tersambar Petir Ubah Bentang Alam Norwegia

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 27 Agustus 2018 | 10:29 WIB
Ratusan rusa yang tewas tersambar petir di Norwegia. (rte.ie)

Nationalgeographic.co.id – Dua tahun lalu, 323 rusa kutub di tenggara Norwegia tewas karena tersambar petir. Hewan-hewan ini ditemukan saling menumpuk di atas tubuh satu sama lain di dataran pegunungan yang terpencil.

Pihak berwenang di Norwegia mengatakan bahwa mereka belum pernah melihat kasus seperti itu sebelumnya.

Para ilmuwan kemudian mengambil kepala rusa kutub untuk diteliti. Sementara bangkai tubuhnya ditinggalkan di daerah pegunungan agar membusuk di sana.

Baca juga: Kekuatan Super Ubur-ubur yang Membantunya Bertahan Hidup di Lautan

Menurut sebuah studi yang dipublikasikan pada jurnal Biology Letters, peninggalan bangkai rusa tersebut telah mengubah bentang alam di Norwegia. Mereka meningkatkan keanekaragaman tumbuhan di sana dengan “mekanisme baru” -- terjadi ketika binatang pemakan bangkai, mengeluarkan fesesnya yang mengandung biji di dekat mayat rusa.

Sam Steyaert, peneliti dari Norwegian University of Life Sciences dan University of South-Eastern Norway yang mendirikan laboratorium di wilayah pegunungan tersebut, mengobservasi kotoran burung dan serigala yang berada di sekitar bangkai rusa.

Selain itu, ratusan gagak – pemakan bangkai utama – juga meninggalkan fesesnya yang mengandung biji buah crowberry di dekat bangkai. Menurut peneliti, biji-biji tersebut akhirnya menjadi bibit tanaman baru.

Crowberry merupakan spesies kunci di tundra alpine. Ia memiliki dampak besar terhadap keanekaragaman hayati – terutama karena menjadi sumber makanan yang signifikan.

Tanah yang padat nutrisi maupun gersang dapat membantu pertumbuhan bibit crowberry. Adanya bangkai rusa kutub semakin menciptakan kondisi yang ideal untuk pertumbuhannya.

Baca juga: 95 Persen Spesies Lemur Di Dunia Sedang Berada di Ambang Kepunahan

Menurut studi terbaru ini, kehidupan tanaman sangat dekat dengan bangkai hewan karena terjadi pergeseran keasaman tanah dan konsentrasi nutrisi secara tiba-tiba. Sepetak tanah akan menjadi “pulau dekomposisi” -- mendukung kehidupan tanaman yang sebelumnya tidak bisa tumbuh di daerah tersebut.

Peristiwa ini menimbulkan konsekuensi dalam skala besar, termasuk meningkatkan keanekaragaman hayati di wilayah penuh bangkai.

Ke depannya, Steyaert meramalkan bahwa tanaman di pegunungan Norwegia ini akan semakin beragam, mengingat banyaknya binatang yang menjatuhkan feses penuh benih di sekitar rusa yang membusuk.