Peneliti: Teori Antivaksin Disebarkan Oleh Akun Bot di Media Sosial

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 27 Agustus 2018 | 12:05 WIB
Vaksin dan pro kontranya. (Guschenkova/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id – Perdebatan mengenai vaksin menyebar dengan luas di internet.

Sebuah penelitian terbaru menyatakan bahwa akun-akun ‘bodong’ di media sosial telah mempromosikan teori konspirasi “anti-vaxx” dan mitos buruk vaksin.

Menurut para peneliti, argumen tentang antivaksin digunakan untuk memecah belah negara, serta mengelabui masyarakat agat mengklik tautan berbahaya dan serangan daring lainnya.

Baca juga: Tingkatkan Bahasa Inggris, Robot Jepang Akan Ditempatkan di 500 Kelas

Dalam studi ini, peneliti AS mempelajari ribuan twit yang dipublikasikan antara Juli 2014 hingga September 2017.

Hasilnya menunjukkan bahwa twit-twit tersebut diunggah oleh akun bot yang sama. Digunakan untuk memengaruhi pemilihan presiden AS 2016 dan memasarkan perangkat perusak (malware).

Ini memberikan kesan bahwa publik AS memperdebatkan etika dan keamanan vaksin, padahal kenyataan sebenarnya tidak menunjukkan adanya opini tersebut.

“Mayoritas warga Amerika yakin bahwa vaksin sangat aman dan efektif. Namun, jika melihat Twitter, kesannya seperti ada perdebatan. Setelah kami teliti, twit-twit antivaksin itu ternyata berasal dari akun yang tidak jelas. Mungkin mereka bot atau cyborg,” papar David Broniatowski, asisten profesor di GW’s School of Engineering and Applied Science.

“Meski sulit mengetahui berapa banyak total twit yang digerakkan oleh bot, namun temuan kami menunjukkan bahwa sebagian besar wacana di media sosial tentang vaksin, dihasilkan oleh pelaku jahat dengan berbagai agenda tersembunyi,” tambahnya.

Baca juga: Aplikasi dari NASA yang Membuat Anda Seperti Swafoto di Luar Angkasa

“Para pencemar konten” cenderung menjadikan twit mereka sebagai upaya untuk menyebarkan tautan berbahaya dan malware. Dan konten mereka biasanya berupa twit antivaksin.

“Pencemar konten tampaknya menggunakan pesan antivaksin sebagai umpan agar pengikut mereka mengklik iklan dan tautan ke situs berbahaya,” tutur Sandra Crouse Quinn, anggota tim peneliti dan profesor di School of Public Health di University of Maryland.

Twit yang dipublikasikan oleh akun bot ini  juga ingin menciptakan keretakan. Mereka biasanya memposting tentang vaksin secara positif dan negatif karena ingin memicu kemarahan pada kedua sisi.