Fasilitas Kloning ala Jurassic Park Dibangun untuk Hidupkan Mammoth

By Gregorius Bhisma Adinaya, Selasa, 4 September 2018 | 11:44 WIB
Ilustrasi mammoth (Aunt_Spray/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Bila karakter dalam film Jurassic Park hadir secara nyata, mungkin John Hammond, pendiri InGen (Taman Jurassic) akan dengan segera terbang menuju Yakutsk, Rusia, untuk bergabung dengan tim ilmuwan yang tengah membangun fasilitas kloning untuk "menghidupkan" kembali mammoth.

Fasilitas yang mirip dengan fasilitas penelitian di film Jurassic Park ini disebut akan menjadi "pusat ilmiah paleo-genetik dunia."

Baca juga: Ribuan Ikan Dijatuhkan ke Danau Dari Pesawat yang Sedang Terbang

Tidak hanya mammoth yang akan dihadirkan kembali, singa gua, badak berbulu, kuda purba dan spesies punah lainnya menunggu antrean untuk dapat merasakan kehidupan dalam abad ke-21 ini.

Ilmuwan yang terlibat dalam proyek besar ini mengatakan bahwa pusat kloning dibangun untuk mempelajari hewan-hewan yang telah punah. Usaha ini dimulai dengan mempelajari DNA yang terkandung dalam fosil-fosil temuan mereka di permafrost (tanah beku) Siberia.

DNA hewan purba ini terawetkan denganbaik dalam fosil yang terbungkus tanah beku selama puluhan ribu tahun.

Dr. Lena Grigorivena, salah seorang ilmuwan yang terlibat, mengatakan bahwa DNA yang mereka miliki adalah sebuah bahan unik yang juga dapat digunakan untuk studi penyakit genetik langka, diagnosis, dan pencegahannya.

"Bahan unik yang memiliki struktur genetik kuno kelompok etnis utara ini akan membantu studi ini," ungkap Grigorivena.

Penelitian ini juga bekerja sama dengan SOOAM Biotech Research Foundation Korea Selatan yang dipimpin oleh Profesor Hwang Woo-Suk, ahli kloning asal Korea Selatan.

Baca juga: Kini Menjadi Simbol Perayaan, Bagaimana Sejarah Kembang Api?

Tidak hanya Korea Selatan, penelitian ini juga melibatkan seorang ahli genetika dari Harvard University, Profesor George Church.

Kolaborasi para ahli ini direncanakan akan memasukan insang gen mammoth ke dalam embrio gajah asia modern pada tahun 2020. Bila usaha ini berhasil, makan seekor gajah hibrida akan terlahir di dunia.

Perencanaan mereka pun tidak berhenti sampai di situ. Tim peneliti bahkan sudah merencanakan untuk melepasliarkan gajah hibrida ini di Siberia's Pleistocene Park untuk menciptakan kembali habitat di ujung utara Yakutia, kawasan yang kaya akan permafrost.