Daftar 20 Negara Termalas di Dunia Versi WHO, Indonesia Termasuk?

By Nesa Alicia, Senin, 10 September 2018 | 12:18 WIB
Ilustrasi malas berolah raga. (shironosov/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - WHO baru saja merilis daftar 20 negara termalas di dunia berdasarkan laporan terbaru mengenai tingkat aktivitas fisik di seluruh dunia.

Dalam daftar tersebut, Kuwait menjadi negara pertama dengan tingkat aktivitas fisik terendah dengan persentase sebesar 67 persen. Hal tersebut dikarenakan penduduknya gagal mencapai target yang direkomendasikan.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Bukti yang Bisa Membuat Pluto Menjadi Planet Lagi 

Berikut ini adalah daftar 20 negara termalas versi WHO:

  1. Kuwait, 67%
  2. Samoa Amerika, 53.4%
  3. Saudi Arabia, 53%
  4. Irak, 52%
  5. Brasil, 47%
  6. Kosta Rika, 46.1%
  7. Cyprus, 44.4%
  8. Suriname, 44.4%
  9. Kolombia, 44%
  10. Marshall Islands, 43.5%
  11. Portugal, 43.4%
  12. Bahamas, 43.3%
  13. Barbados, 42.9%
  14. Selandia Baru, 42.4%
  15. Jerman, 42.2%
  16. Nauru, 42.1%
  17. Malta, 41.7%
  18. Argentina, 41.6%
  19. Italia, 41.4%
  20. UAE, 41.4%

Temuan lain dari WHO terkait daftar ini adalah secara global, 32 persen wanita dan 23 persen pria gagal mencapai target aktivitas yang diharuskan. 

Lebih dari setengah orang dewasa tidak mengambil bagian dalam olahraga di Samoa Amerika (53,4 persen), Arab Saudi (53 persen), dan Irak (52 persen).

Sementara itu di Afrika, terdapat enam negara lain di mana aktivitas yang tidak memadai berada di bawah 10 persen yaitu di negara Mozambik, Lesotho, Tanzania, Niue, Vanuatu, dan Togo.

Lebih lanjut WHO menyarankan agar orang-orang melakukan olahraga ringan selama 150 menit setiap minggu, seperti bersepeda atau jalan cepat, atau 75 menit olahraga berat, seperti berlari.

Baca juga: Wajah Lain Kondom di Kuba, Ikat Rambut Hingga Penutup Botol Anggur

Laporan WHO, yang diterbitkan dalam jurnal medis Lancet ini mengungkap rerata global dari aktivitas yang tidak mencukupi adalah 27 persen.

Para ahli meyakini bahwa wanita di seluruh dunia cenderung lebih tidak aktif daripada pria karena mereka lebih sedikit berpartisipasi dalam kegiatan olahraga dan rekreasi. Kalaupun mereka melakukannya, merekamelakukannya dengan intensitas yang lebih rendah.

Ini membawa kekhawatiran akan terjadi krisis yang yang membuat jutaan orang berisiko terkena kanker, diabetes dan penyakit jantung.