Mikroplastik Bisa Masuk ke Rantai Makanan Manusia Melalui Nyamuk

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 20 September 2018 | 17:59 WIB
Nyamuk yang menelan mikroplastik dalam air bisa membawanya ke rantai makanan. (Helmut Feil/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id – Penelitian terbaru menyatakan, larva nyamuk yang menelan mikroplastik dapat menyebarkannya ke rantai makanan manusia.

Diketahui bahwa mikroplastik – potongan kecil plastik yang terpecah dari produk buatan manusia, seperti pakaian sintetis, ban mobil, dan lensa kontak – memenuhi lautan dunia saat ini.

Karena sulit dideteksi dan dikumpulkan, mikroplastik dapat menimbulkan masalah serius bagi hewan laut. Mereka juga diyakini menimbulkan risiko signifikan terhadap kesehatan manusia saat bergerak ke rantai makanan dan mencemari persediaan air.

Baca Juga : Mengkhawatirkan, Masyarakat Sekitar Membuang Popok di Sungai Brantas

Baru-baru ini, para peneliti dari University of Reading menyatakan bahwa mereka memiliki bukti yang menunjukkan bagaimana mikroplastik dapat masuk ke ekosistem kita melalui nyamuk dan serangga terbang lainnya.

Tim peneliti mengamati larva nyamuk yang menelan microbeads – jenis mikroplastik yang biasa ditemukan pada produk kosmetik – sebelum mengamati siklus kehidupanya.

Mereka menemukan fakta bahwa banyak sekali partikel plastik yang ditransfer ke nyamuk dewasa. Ini berarti, makhluk lain atau serangga di alam liar juga bisa memakan mikroplastik.

“Itu sangat mungkin tersebar luas. Sekarang kami hanya meneliti nyamuk sebagai contoh. Namun, ada banyak serangga yang hidup di air dan memiliki siklus hidup yang sama dengan nyamuk,” papar Amanda Callaghan, pemimpin penelitian.

Baca Juga : Mengubah Sampah Popok Menjadi Perabot Rumah Tangga, Bagaimana Caranya?

Kita tahu bahwa pemakan serangga seperti burung, kelelawar, dan laba-laba, pada akhirnya menjadi mangsa binatang lain yang lebih besar. Jika nyamuk atau serangga di rantai makanan paling dasar membawa mikroplastik, maka itu akan menyebar ke hewan-hewan lainnya dan juga manusia.

“Ini merupakan jalur pencemaran baru yang tidak dipikirkan sebelumnya,” kata Callaghan.

Meskipun peneliti baru mengamati nyamuk tersebut di laboratorium, namun menurut Callaghan, proses penyebaran mikroplastik mungkin sudah terjadi di alam liar.

“Masalah ini sangat besar dan plastik yang sudah terlanjur ada di lingkungan akan bersama kita untuk waktu yang sangat lama,” pungkasnya.

#BumiAtauPlastik #SayaPilihBumi