Nationalgeographic.co.id - Penelitian genetik tentang harimau menyatakan bahwa pada saat ini, hanya tersisa enam subspesies jenis kucing besar tersebut di seluruh dunia. Di antaranya, harimau Bengal, Amur, Cina Selatan, Sumatra, Indocina dan Malaya. Dengan enam subspesies tersebut, kurang lebih ada 4.000 harimau yang tersisa di alam liar.
Shu-Jin Luo, pemimpin penelitian, melacak evolusi spesies harimau dengan menggunakan data genetika dari seluruh habitat mereka. Selanjutnya, bersama tim, ia menganalisis seluruh genom dari 32 spesimen.
Penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Current Biology itu kemudian mengungkapkan hanya terdapat enam subspesies harimau yang ada saat ini.
Baca Juga : Menyambut Java, Bayi Orangutan Yang Lahir di Kebun Binatang Prancis
Selain itu, Luo juga menemukan bahwa pola genetik subspesies sangat terstruktur. Ini menunjukkan bahwa mereka semua memiliki sejarah evolusi yang berbeda-beda.
Contohnya adalah harimau Sumatera yang bertubuh kecil karena memiliki gen ADH7. Gen tersebut muncul dikarenakan mereka akan hidup di pulau dengan mangsa yang berukuran lebih kecil.
"Harimau tidak semuanya sama. Harimau dari Rusia secara evolusi berbeda dengan yang berasal dari India. Bahkan, harimau dari Malaysia dan Indonesia berbeda. Mereka mewakili keajaiban alam yang berasal dari evolusi, divergensi dan adaptasi jangka panjang," ucap Luo, dilansir dari Kompas.com.
Pemahaman mengenai berbagai supspesies dan merencanakan strategi konservasi yang sesuai adalah hal yang sangat penting. Luo dan tim kemudian merekomendasikan agar keenam subspesies tersebut sebaiknya segera diklasifikasikan dan dilindungi sebagai entitas yang terpisah.
Baca Juga : Leonarda Cianciulli, Pembunuh yang Gunakan Darah Korbannya untuk Membuat Kue
Dari enam subspesies, harimau Cina Selatan telah punah di alam liar dan hanya ada sekitar 150 ekor di penangkaran. Sedangkan, harimau jenis Indocina diperkirakan berada di ambang kepunahan di alam liar.
"Alasan kemerosotan harimau di seluruh dunia sangat beragam. Hilangnya habitat, serta perburuan jadi penyebabnya. Belum lagi, hal ini didorong dengan adanya pembangunan serta pertanian yang makin mendesak habitat mereka," ucap Luo.
Sebelumnya, pada awal 2000-an, setidaknya masih terdapat 8 subspesies yang tersisa, tetapi kemudian dua di antaranya telah punah.