Nationalgeographic.co.id - Uni Soviet meluncurkan satelit pertama di dunia menuju ke orbit bumi, dengan nama Sputnik 1, pada 1957.
Tak lama kemudian, setelah satu bulan, proyek Sputnik 2 mulai dipersiapkan. Kali ini, mereka juga melakukan inovasi baru dengan menggunakan hewan untuk diorbitkan menuju luar angkasa.
Mereka mempersiapkan anjing bernama Laika untuk diterbangkan menuju orbit bumi. Percobaan ini dilakukan sebagai persiapan sebelum meluncurkan penerbangan antariksa berawak manusia.
Baca Juga : Mengapa Air Mata Keluar Saat Menguap? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Sputnik 2 memiliki berat 508,3 kilogram. Di dalamnya, terdapat beberapa kabin yang berguna untuk menampung Laika.
Selain sensor untuk mengukur tekanan dan suhu udara, pada kabin yang terbuat dari aluminium itujuga terdapat pengukur tekanan darah, frekuensi napas dan detak jantung anjing. Dengan begitu, peneliti bisa memantau apakah Laika masih hidup atau tidak saat di luar angkasa.
Untuk makanannya, ada nampan kecil yang membuka dan menutup secara berkala dan menyimpan cadangan makanan selama 20 hari.
Selama misi berlangsung, anjing akan dilengkapi dengan tempat pembuangan khusus untuk buang air dan juga memungkinkan untuk dapat berdiri, duduk, berbaring dan bergerak bolak-balik di dalam kabin.
Baca Juga : 5 Penyakit Ini Dapat Diketahui Melalui Tangan, Salah Satunya Penyakit Jantung
Sayangnya, Laika hanya mampu bertahan beberapa jam setelah mengelilingi bumi sebanyak 9 kali. Ini karena ketika sembilan kali mengorbit bumi, temperatur dalam kapsul pesawat bertambah panas hingga lebih dari 40 derajat celcius. Laika mati karena kepanasan dan dehidrasi.
Anjing tersebut tidak dapat kembali karena pesawat Sputnik 2 memang tidak dirancang untuk dapat kembali ke Bumi. Hingga kini, Laika tetap berada di luar angkasa.
Uni Soviet meluncurkan Sputnik 2 pada 3 November 1957 melalui sebuah peluncur luar angkasa Kosmodrom Baykonur, Kazakhstan.