Penemuan Langka: Tiga Spesies dalam Satu Burung, Apa Penyebabnya?

By Loretta Novelia Putri, Kamis, 15 November 2018 | 11:02 WIB
burung hibrida tiga spesies yang ditemukan oleh peneliti (Lowell Burket)

Nationalgeographic.co.id - Seorang ilmuwan baru saja menemukan seekor burung warbler yang sangat langka. Sebab, burung tersebut tidak hanya hibrida dari dua spesies saja, melainkan tiga spesies.

Orang tua dari burung tersebut pun terbilang unik, yaitu ibu burung merupakan hibrida dari dua spesies, sementara itu ayahnya berasal dari genus yang berbeda.

Baca Juga : Sampah Plastik Semakin Banyak, Singkong Bisa Menjadi Solusinya

David Toews seorang pakar burung dari Cornell Lab of Ornithology menyebutkan bahwa burung itu sangat langka. Ibunya adalah hibrida warbler bersayap emas dan biru atau Brewster’s warbler (Vermivora leucobronchialis). Ia kemudian kawin dengan Chestnut-sided warbler (Setophaga pensylvanica) dan akhirnya bisa berhasil bereproduksi.

Sebenarnya burung hibrida sendiri, seperti ibu warbler bukanlah hal yang mengejutkan. Brewster’s warbler, contohnya sudah dikenal sejak tahun 1874. Namun, ini adalah pertama kali pertamanya seekor burung ditemukan sebagai hasil hibrida dari tiga spesies sekaligus.

Susunan spesies burung hibrida (Cornell Lab of Ornithology)

Burung tersebut pertama kali ditemukan oleh Lowell Burket seorang pengamat burung pada Mei 2018. Saat mengamati video yang diambil, Burket menemukan sesuatu yang menarik yaitu sebuah keanehan pada burung tersebut. Ia memiliki warna bulu yang mirip seperti sayap emas (Vermivora chrysoptera) dan sayap biru (Vermivora cyanoptera), tetapi nyanyiannya seperti Chestnut-sided warbler.

Dia kemudian melaporkan penemuannya tersebut ke situs eBird milik Cornell Lab of Ornithology dan mendapatkan respons dari Toews.

Toews kemudian mengukur burung tersebut dan mengambil sampel darahnya untuk diteliti lebih lanjut. Hasil penelitian Toews yang diterbitkan dalam jurnal Biology Letters mengonfirmasi dugaan Burket.

Namun, penemuan tersebut bukanlah pertanda yang bagus untuk walbler. Hibridisasi tiga spesies tersebut diduga terjadi karena disebabkan tidak cukupnya pasangan kawin untuk burung-burung tersebut. Akibatnya, mereka harus mencari spesies lain untuk bereproduksi.

Baca Juga : Tikus Berkontribusi Pada Kerusakan Terumbu Karang, Mengapa Begitu?

Toews menyebutkan, hibridisasi tersebut terjadi dalam populasi warbler sayap emas yang sedang mengalami penurunan yang signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa sang betina kemungkinan berupaya sebaik mungkin dalam situasi yang buruk.

“Temuan ini juga menunjukkan bahwa warbler secara umum masih kompatibel secara genetis, walaupun mereka telah berevolusi untuk memiliki penampakan yang berbeda-beda,” ucap Toews.

Saat ini, Toews belum dapat memastikan apakah hasil hibridasi tiga spesies tersebut akan dapat bereproduksi lagi. Bisa jadi burung tersebut dianggap terlalu aneh oleh burung-burung lainnya dan harus menjalani seumur hidupnya dengan sendirian.