Robert L. Wilkins adalah seorang pembela umum pada 1992, saat dia dan beberapa anggota keluarga disetop seorang petugas patroli lalu lintas negara bagian Maryland, saat kembali ke Washington D.C. dari pemakaman kakeknya di Chicago. Petugas itu menuduh mereka mengebut, lalu ingin menggeledah Cadillac sewaan mereka.
“Jika Anda tidak menyembunyikan sesuatu, lalu apa masalahnya?” kata polisi itu saat mereka menyatakan keberatan mereka.
Petugas menyuruh mereka menunggu kedatangan anjing pelacak narkoba. Saat Wilkins dan keluarganya berdiri di pinggir jalan raya, anjing gembala jerman mendengusi “tampaknya hampir setiap inci persegi eksterior mobil,” kenang Wilkins.
Tak lama kemudian, ada lima atau enam mobil polisi di sekitar mereka. Pada satu titik, Wilkins, yang kini menjadi hakim di Pengadilan Banding AS untuk District of Columbia, melihat pasangan kulit putih dan kedua anak mereka menatap saat berkendara melewati. Dia membayangkan, mereka berpikiran buruk.
Katanya, “Mereka melihat orang kulit hitam dan berpikir, ‘Ini adalah orang jahat.’”
Wilkins mengajukan gugatan perwakilan kelompok dengan tuduhan penggeledahan ilegal dan pembedaan ras, dan negara bagian Maryland menyetujuinya, terutama terkait ditemukannya dokumen polisi yang mengingatkan petugas untuk mencari orang kulit hitam dengan mobil sewaan, yang diduga mengangkut kokain.
Penyelesaian terkait hal ini mewajibkan polisi negara bagian untuk mencatat data statistik berkenaan dengan data ras dan etnis pengendara yang disetop. Gugatan yang kedua memaksa polisi untuk mengubah sistem pengaduan terkait hal ini. Perubahan itu menghasilkan beberapa peningkatan, dan angka disparitas rasial penyetopan di Maryland berkurang menjadi setengahnya.
Hal yang tersisa, bagaimanapun, adalah penghinaan dan kemarahan yang dirasakan para pengemudi. “Ada kekuatan yang ingin mereka gunakan, yang Anda harus alami. Dan apa yang bisa Anda lakukan terkait hal itu?” ujar Smith.
“Ada yang teror yang melekat dalam masyarakat kita, dan itu salah.”
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Rahmad Azhar Hutomo |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR