Sebut saja Bartolomeus Diaz, Fransisco Serrão, Ferdinand Magellan, Francis Drake. Mereka berlomba-lomba untuk mencapai lokasi itu lewat kemampuan sumber daya manusia dan teknologi dalam bidang kartografi yang lebih baik.
Dalam perkembangannya, salah satu disiplin dalam ilmu bumi tersebut memadukan geografi, astronomi, survei, seni dan teknologi pembuatan peta atau globe. Karya kartografer telah menjadi dokumen ilmiah, bahkan boleh dikategorikan hasil seni dan budaya yang menandai peradaban manusia.
Baca Juga : Jawa: Lumbung Padi dari Timur dan Pengekspor Permen Jahe Abad Ke-18
Tak semua penjelajah mencapai daerah tujuannya. Christoffa Corombo—atau lebih populer dengan sebutan Christopher Colombus—yang awalnya bertujuan ke Kepulaun Rempah, namun justru menyasar ke kawasan Amerika Selatan. Atau, Ferdinand Magellan yang tewas saat pertempuran di Filipina dan tak pernah menjejakkan kakinya di Kepulauan Rempah.
Rempah telah membawa perubahan dalam peradaban dunia. Berkat rempah pula banyak muncul nama penjelajah kampiun dan para pedagang masyhur. Kartografer sohor dan penjelajah samudra Eropa berhutang budi kepada cengkeh dan pala Maluku. Dan, mereka telah membayar lunas dengan kolonialisme—babak baru tentang penderitaan dan pencerahan bagi pribumi.
Penulis | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR