Nationalgeographic.co.id - Asam lambung naik kerap disebut-sebut sebagai dalang dari penyebab maag dan GERD. Sebenarnya, hal ini tidak selalu mengarah pada kondisi yang serius. Akan tetapi, jika telah berlangsung dalam waktu lama alias kronis, tidak menutup kemungkinan naiknya asam lambung bisa menimbulkan bahaya buruk bagi kesehatan. Simak penjelasan lebih lanjutnya berikut ini.
Kenaikan asam lambung adalah aliran balik atau naiknya asam lambung, dari sistem pencernaan ke kerongkongan (esofagus). Kondisi ini juga dikenal dengan nama refluks asam lambung, yang akrab dikaitkan dengan penyakit GERD dan maag.
Kerongkongan adalah tabung panjang berongga yang terbentang dari tenggorokan sampai ke perut. Fungsi kerongkongan yakni untuk mengalirkan makanan yang masuk melalui mulut, dan membawanya ke dalam sistem pencernaan.
Baca Juga: Manfaat Jahe, Ampuh Sembuhkan Mual-mual dan Muntah
Ketika asam lambung naik, biasanya Anda akan merasakan munculnya sensasi panas seolah terbakar di tengah dada dan kerongkongan. Bagian belakang mulut juga biasanya terasa seperti kesemutan, khususnya setelah makan pedas dan porsi besar.
Ya, sebagian besar kasus naiknya asam lambung memang muncul setelah makan terlalu banyak, makan makanan pemicu atau pantangannya, dan langsung berbaring usai makan.
Sebenarnya refluks asam lambung bisa terjadi kapan pun, tapi keluhannya paling sering muncul di malam hari. Meski asam lambung jarang menimbulkan kondisi yang serius atau bahaya, Anda tetap disarankan untuk tidak mengabaikan gejalanya.
Pasalnya, tentu ada risiko bahaya jika refluks asam lambung ini telah diderita sejak lama (kronis).
Jangan disepelekan ketika Anda sudah memiliki kenaikan asam lambung dalam waktu lama, yang kerap kali hilang dan kambuh. Bukan tidak mungkin, kondisi asam lambung ini dapat menimbulkan bahaya dan mengarah pada kondisi medis lain yang lebih serius.
Berikut kemungkinan masalah serus yang akan muncul jika asam lambung telah ada dalam waktu lama, dan tidak diobati dengan tepat:
Satu dari beberapa kondisi serius dan bahaya karena kenaikan asam lambung kronis yaitu terjadinya striktur kerongkongan. Striktur esofagus atau kerongkongan adalah rusaknya lapisan kerongkongan, karena mengalami iritasi akibat peningkatan asam lambung.
Kerusakan tersebut kemudian berdampak pada pembentukan jaringan parut, sehingga membuat rongga kerongkongan menyempit. Striktur kerongkongan memang bukan merupakan pertanda kanker.
Namun, kondisi ini bisa menimbulkan beberapa masalah. Mulai dari sakit saat menelan, susah menelan, meningkatkan kemungkinan tersedak, hingga makanan tersangkut dan tersumbat di kerongkongan.
Alhasil, makanan biasanya jadi lebih sulit untuk masuk ke dalam sistem pencernaan.
Esofagitis adalah peradangan pada lapisan kerongkongan, sebagai komplikasi dari kenaikan asam lambung yang sudah tergolong parah. Itulah mengapa penting untuk mengatasi asam lambung sedini mungkin, karena dapat menimbulkan dampak yang cukup bahaya.
Esofagitis bisa mengakibatkan timbulnya perdarahan, luka, dan iritasi pada kerongkongan. Selain itu, adanya luka juga akan membuat kerongkongan menyempit. Kondisi inilah yang kemudian menimbulkan jaringan parut kronis pada lapisan kerongkongan.
Kesemua hal tersebut, yang pada akhirnya menimbulkan komplikasi karena menyulitkan Anda saat menelan makanan dan minuman. Anda juga akan merasakan nyeri atau sakit saat menelan makanan, bahkan makanan mungkin saja tersangkut di kerongkongan.
Gejala esofagitis lainnya meliputi:
Barret esophagus adalah kondisi ketika sel pada lapisan kerongkongan rusak akibat bahaya dari kenaikan asam lambung yang berlangsung terus-menerus. Alhasil, lapisan kerongkongan rusak dan berubah menyerupai serangkaian sel yang melapisi dinding usus di sistem pencernaan.
Sama halnya seperti esofagitis, barret esophagus tidak terjadi begitu saja. Peluang munculnya barret esophagus akan semakin besar ketika Anda sudah mengalami keluhan asam lambung dalam jangka waktu lama atau kronis.
Baca Juga: Stres Bisa Membuat Seseorang Sesak Napas, Apa Alasannya?
Semua orang yang mengalami asam lambung kronis sebenarnya memiliki risiko dan bahaya yang sama untuk berkembang menjadi barret esophagus. Hanya saja, kebanyakan kasusnya biasanya terjadi pada kelompok lansia, dan khususnya pria ketimbang wanita.
Jika ingin memastikan kemungkinan Anda mengalami barret esophagus atau tidak, dokter biasanya akan melakukan tes bernama endoskopi (EGD). Tes ini bertujuan untuk melihat dan memeriksa lapisan esofagus (kerongkongan).
Dokter juga mungkin akan mengambil sedikit sampel jaringan dari kerongkongan (biopsi), untuk diperiksa lebih lanjut. Akan tetapi, tidak semua orang disarankan untuk melakukan tes endoskopi guna memastikan barret esophagus ini.
Tes endoskopi umumnya hanya direkomendasikan bagi Anda yang memang memiliki faktor risiko tertentu. Misalnya telah mengalami keluhan asam lambung yang cukup lama, dengan berbagai gejala pendukung lainnya.
Dalam beberapa kasus tertentu, barrret esophagus bisa berkembang menjadi kanker esofagus (kerongkongan). Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa penting untuk melakukan pemeriksaan dan tes rutin guna mendeteksi adanya sel prakanker. Meskipun dapat berubah menjadi lesi prakanker, kasus ini cukup jarang.
Jadi, ketika nantinya ditemukan hadirnya sel prakanker, dapat segera dilakukan pengobatan yang tepat untuk mencegah perkembangan kanker kerongkongan.
Seperti namanya, kanker kerongkongan atau esofagus adalah jenis kanker yang menyerang bagian kerongkongan. Awal kemunculan kanker kerongkongan biasanya dimulai dari sel-sel yang melapisi bagian dalam kerongkongan.
Bukan hanya di bagian tertentu saja, tapi kanker kerongkongan bisa terjadi di seluruh bagian kerongkongan mana pun. Salah satu alasan kuat penyebab kanker kerongkongan yang cukup bahaya yakni ketika Anda memiliki refluks asam lambung kronis.
Terlebih jika peningkatan asam lambung tersebut sudah berkembang menjadi barret esophagus. Dalam hal ini, risiko Anda untuk mengalami kanker kerongkongan juga akan semakin meningkat.
Baca Juga: Iritasi Hingga Potensi Kanker, Dampak Kebakaran Hutan Bagi Kesehatan
Gejala yang mungkin ditimbulkan adalah sulit menelan, berat bada turun tanpa sebab, nyeri dada, sensasi terbakar pada dada (heartburn), batuk dan suara serak. Pada awal munculnya kanker ini sering tidak menimbulkan gejala yang spesifik.
Atas dasar itulah, penting untuk bertanya pada dokter lebih lanjut. Terutama mengenai tanda dan gejala apa saja yang perlu diperhatikan, jika refluks asam lambung Anda sudah tergolong kronis.
Pada tahap awal perkembangannya, kanker kerongkongan umumnya tidak memiliki gejala yang cukup spesifik. Namun, kemungkinan muncul gejala umum seperti susah dan sakit saat menelan, karena pertumbuhan sel kanker yang mempersempit rongga kerongkongan.
Artikel ini pernah tayang di Hellosehat.com dengan judul "4 Kondisi Medis yang Berbahaya Akibat Naiknya Asam Lambung". Penulis: Karinta Ariani Setiaputri.
Source | : | Hellosehat.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR