Robot akan bantu petani mengenali, menyemprot, dan memetik tanaman.
Para peneliti di Israel dan Eropa semakin dekat dengan tujuan pembuatan robot untuk pertanian. Menurut mereka, robot di bidang pertanian melindungi pekerja dari efek bahaya saat bekerja dengan bahan-bahan kimia. Bahkan, penggunaan robot dapat mengurangi pemakaian pestisida hingga 80 persen.
Robot juga akan menggantikan tenaga kerja ketika sumber daya manusia tidak tersedia saat panen. Robot dapat melihat dan memetik tanaman. "Teknologinya sudah siap. Kita dapat mulai untuk penggunaan," kata Yael Edan, peneliti robotik di Ben-GUrion University di Israel. Ia mengatakan dalam lima tahun mendatang, ia yakin ada robot di pertanian.
Saat ini, pertanian modern sudah menggunakan traktor otomatis, mesin pembajak sawah, serta mesin pemerah susu. Tapi, menyerahkan tugas untuk memetik buah atau sayur kepada robot merupakan hal yang sulit karena variasi pada alam. Buah bisa memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang unik. Komputer tidak dapat diprogram secara sederhana untuk mencari buah dengan spesifikasi tertentu. Selain itu, kondisi cuaca yang berubah sepanjang hari membuat robot sulit mengenali.
Untuk menambah kemampuan robot dalam memilih tanaman, Edan dan timnya bekerja sama dengan rekan dari konsorsium Eropa mengembangkan sistem pengenalan yang cerdas. Strategi ini menggunakan kamera multispektrum yang menganalisis panjang gelombang dari cahaya yang dipantulkan objek.
Saat uji coba, komputer dapat mengenali 80 hingga 85 persen buah-buahan dari tanaman. Peneliti berusaha mencapai angka 90 persen dan para petani mengaku tidak akan menggunakan robot hingga tingkat akurasinya mencapai 95 persen.
Selain mengenali tanaman, tantangan lain yang dihadapi adalah membuat alat petik yang tidak menghancurkan tanaman. Untuk itu, mereka meneliti gerakan manusia dan menggunakan algoritma khusus untuk menirukan sifat natural tangan.
Robot ini diharapkan bisa meningkatkan produksi pangan. "Ketika populasi global meningkat, kita harus punya cara efektif untuk memanen dan memproduksi hasil pertanian," kata Bernie Engel, insinyur pertanian dari Purdue University. (Sumber: Discovery News)
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Kebun Binatang Manusia Jadi Potret Kelam Rasisme dalam Sejarah Dunia
KOMENTAR