Dengan penuh keheningan, empat lelaki berpakaian surjan mengusung air kehidupan dari Pesantren Kaliopak Piyungan Bantul menuju Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta. Di belakang mereka, sembilan obor menerangi air kehidupan yang tersimpan dalam kendi. Sebelas lakon wayang kulit karya Sunan Kalijaga tak lupa diboyong.
Itulah secuil gambaran ritual "Lampah Ratri Merti Luhuring Laku Sunan Kalijaga" dalam rangka tapak tilas Sunan Kalijaga yang berlangsung Senin malam (18/7) di Pesantren Kaliopak, Piyungan, Bantul. Ritual jalan kaki sepanjang 12 km menuju Alun-Alun Utara Yogyakarta sambil mengusung air dari sendang urip Jatimulyo, Dlingo, Bantul—sendang tersebut adalah kolam buatan Sunan Kalijaga.
Ritual jalan kaki ini dilakukan dengan tapa bisu, artinya sepanjang perjalanan peserta ritual tidak berkomunikasi. Menurut Ketua Lesbumi DIY Jadul Maula, tapa bisu ini dengan jalan kaki adalah perenungan dan peresapan jejak Sunan Kalijaga. Jejaknya meliputi keberhasilan Sunan Kalijaga dalam menyebarkan agama Islam di empat masa kerajaan yaitu Majapahit, Demak, Pajang, dan Mataram Islam.
Tapak tilas Sunan Kalijaga sebetulnya sudah dimulai dengan sejak pengambilan air pada hari Kamis (14/7). Air didoakan di makam Sunan Geseng dalam ritual budaya Kupatan Jolosutro. Pada Senin (18/7) pukul 17.30 WIB air yang dimasukkan dalam sebuah kotak panjang bernama "jodang" lalu dibawa ke Pesantren Kaliopak. Sekitar pukul 21.30 WIB, air dalam jodang mulai diarak ke Alun-Alun Utara dan diperkirakan sampai tujuan pada pukul 04.00 WIB dini hari.
Rombongan berjumlah kurang lebih 70 orang--terdiri dari santri dan masyarakat umum--akan melewati beberapa tempat yaitu, Pesantren Kaliopak, Wotgaleh, Kotagede, dan Alun-Alun Utara. Di Wotgaleh dan Kotagede, rombongan beristirahat dan diperkenankan untuk berkomunikasi.
Ketua Panitia peringatan 500 tahun Sunan Kalijaga,Wibie Mahardika menjelaskan air kehidupan ini akan disimpan di Alun-Alun Utara selama 11 hari menemani rangkaian kegiatan tapak tilas Sunan Kalijaga. Setelah kegiatan berakhir, air akan dibawa ke Sungai Opak, tempat Sunan Kalijaga melakukan meditasi.
"Lampah Ratri Merti Luhuring Laku Sunan Kalijaga" ini adalah prosesi awal tapak tilas Sunan Kalijaga yang akan berlangsung pada 18 sampai 31 Juli 2011 mendatang. Seluruh kegiatan tapak tilias merupakan bentuk penghormatan pada Sunan Kalijaga atas jasa-jasanya serta mengingatkan kembali ajaran Sunan Kalijaga yang dinilai mampu menjawab persoalan bangsa saat ini.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Kehidupan Socrates Kecil dan Kisahnya di Medan Pertempuran Yunani Kuno
KOMENTAR