Ahli Kelautan mengeluh jika laut kurang diperhatikan dalam hal perubahan iklim. Padahal, menurut CEO Sustainable Ocean Trust di Afrika Selatan, Dr Anthony Ribbink, dunia memiliki dua paru-paru; hutan dan laut.
Keluhan ini disampaikan pada Konferensi Para Pihak tentang Perubahan Iklim - COP 17 UNFCCC di Durban, Afrika Selatan. Dalam konferensi yang berlangsung sejak 28 November hingga 9 Desember 2011 ini, Ribbink mengeluh jika laut kalah bersaing dengan hutan.
Dalam UNFCCC COP 16 tahun lalu di Cancun, Meksiko, hutan mendapat kucuran dana segar sebesar miliaran dollar. Untuk pemeliharaan, pengembangan, dan pemulihan kembali hutan yang rusak.
Laut juga memegang peran yang tidak kalah penting. Mengingat 2/3 permukaan bumi diisi luasnya lautan. Membuat bumi kaya dengan oksigen dan kaya akan sumber protein yang akhirnya berujung pada berkembangnya populasi dunia.
Namun, dengan peran sepenting ini, pemeliharaan laut sebagai dampak perubahan iklim tetap kurang diperhatikan."Yang terlupakan adalah laut merupakan komponen besar dari bumi yang memiliki sistem untuk menyokong seluruh kehidupan di planet ini. Laut kita adalah pemulih alami dari keseimbangan yang akhirnya menjamin kehidupan," ujar salah satu delegasi dalam konferensi dari Laboratorium Kelautan Plymouth, Dr Carol Turley, Jumat, (2/12).
COP 17 UNFCCC tahun ini diharapkan bisa mendapat ide baru dalam mengatasi dampak perubahan iklim pada bumi. Namun, konferensi ini juga dikritik lambat dalam menemukan solusi tersebut. Dilema ekonomi dan penolakan Amerika Serikat untuk ikut bergabung dalam pemulihan iklim menjadi faktor penghambat utama. (Sumber: All Africa)
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR