Jepang kembali menunjukkan dominasinya dalam perkembangan teknologi. Kali ini sebuah media Jepang, Yomiuri Shimbun, mengklaim jika negaranya tengah mengembangkan senjata cyber.
Senjata ini berupa virus komputer yang bisa melacak sumber serangan cyber dan membuatnya normal seperti semula, demikian laporan Yomiuri Shimbun, Minggu (31/12).
Tidak murah mengembangkan virus ini karena Jepang harus mengocek dana hingga US$ 2,3 juta atau setara dengan Rp20,9 miliar. Selain itu pengembangannya memakan waktu hingga tiga tahun dan dipercayakan pada perusahaan Fujitsu Ltd. Tugas utamanya adalah mengembangkan virus dan alat untuk memantau sumber serangan.
Namun, untuk menggunakan virus ini dalam praktek sehari-hari agak sulit diterapkan di Jepang. Sebab, hal ini akan melanggar hukum di Jepang mengenai virus komputer. Untuk saat ini virus tersebut masih diuji 'di lingkungan tertutup'.
Meski demikian, Negeri Matahari Terbit sengaja mengembangkan virus ini mengingat sudah beberapa kali mereka diserang virus cyber. Oktober 2011 misalnya, saat itu parlemen Jepang diserang melalui email yang disebut terhubung ke server yang berbasis di China. Sebulan kemudian, komputer sistem yang digunakan sekitar 200 pegawai Pemerintah setempat juga diserang.(Sumber:physorg)
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR