Akan tetapi, temuan tersebut kontroversial dan penelitian kali ini memberikan perspektif baru terhadap masalah tersebut. "Sebuah artikel ilmiah mengatakan bahwa mungkin pigmen ini terbentuk secara alami. Hasil dari aliran oksida besi," kata Francesco d'Errico, rekan penulis makalah di jurnal PNAS kepada AFP, seperti dilansir the guardian.
Makalah itu bertajuk The symbolic role of the underground world among Middle Paleolithic Neanderthals, terbit di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America pada 17 Agustus 2021.
Analisis baru tersebut mengungkapkan bahwa komposisi dan penempatan pigmen tidak konsisten dengan proses alami. Menurut peneliti, pigmen di gua terebut diaplikasikan dengan percikan dan tiupan. Itu artinya, pigmen tersebut sengaja dibuat dan bukan hasil dari proses alami.
Tidak hanya itu, teksturnya tidak sesuai dengan sampel alami yang diambil dari gua. Hasil analisis menunjukkan bahwa pigmen tersebut berasal dari sumber eksternal.
Baca Juga: Ukiran di Tulang Rusa, Karya Seni Tertua Manusia Purba Neanderthal
Analisis yang lebih rinci menunjukkan bahwa pigmen diterapkan pada titik waktu yang berbeda, dipisahkan oleh lebih dari sepuluh ribu tahun. "Ini mendukung hipotesis bahwa Neanderthal datang beberapa kali (ke gua tersebut) selama beberapa ribu tahun, untuk menandai gua dengan pigmen," kata d'Errico, dari Bordeaux University.
Untuk menganalisis pigmen tersebut, para peneliti menentukan komposisinya, memverifikasi sifat antropogeniknya, menyimpulkan perilaku terkait dan mendiskusikan implikasinya.
Kemudian, para peneliti menggunakan mikroskop optik, pemindaian mikroskop elektron yang digabungkan dengan dispersive X-ray spectroscopy, micro-Raman spectroscopy, dan X-ray diffraction untuk menganalisisnya. Peneliti menganalisis satu set sampel dari panel dan membandingkannya dengan bahan pewarna alami yang dikumpulkan dari lantai dan dinding.
Baca Juga: Manusia Modern dan Manusia Purba Neanderthal Bertemu 50.000 Tahun Lalu
Source | : | The Guardian,PNAS |
Penulis | : | 1 |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR