Tekstur dan komposisi sampel geologis yang sangat berbeda menunjukkan bahwa pigmen yang digunakan dalam gambar cadas tidak berasal dari sampel bahan pewarna yang dikenal di dalam gua.
"Kami tegaskan bahwa gambar-gambar cadas tersebut bukanlah hasil proses alam dan menunjukkan bahwa komposisi catnya sesuai dengan aktivitas seni yang berulang," tulis peneliti dalam laporannya.
Dalam laporannya tersebut, peneliti juga menulis bahwa pigmen pada gua tersebut bukanlah seni dalam arti kata yang sempit. Melainkan hasil dari perilaku grafis yang bertujuan untuk mengabadikan makna simbolis sebuah ruang.
Formasi gua memainkan peran mendasar dalam sistem simbolik dari beberapa komunitas Neanderthal. Meskipun arti dari simbol-simbol itu tetap menjadi misteri untuk saat ini.
Baca Juga: Studi DNA Ungkap Hubungan Seks Antar Spesies Manusia dan Neanderthal
Menurut peneliti, memang sulit untuk membandingkan seni Neanderthal dengan gambar cadas yang dibuat oleh manusia modern prasejarah. Seperti misalnya yang ditemukan di Gua Chauvet-Pont d'Arc di Prancis, yang berusia lebih dari 30.000 tahun.
Namun temuan baru ini menambah semakin banyak bukti bahwa Neanderthal, yang garis keturunannya punah sekitar 40.000 tahun yang lalu, bukanlah kerabat Homo sapiens seperti yang telah lama digambarkan.
"Hasil kami memperkuat hipotesis bahwa Neanderthal secara simbolis menggunakan gambar-gambar cadas ini dan kubah stalagmit besar yang menyimpannya selama rentang waktu yang lama," tulis peneliti.
Baca Juga: Ternyata Neanderthal Mengubur Jenazah Layaknya Manusia Modern
Source | : | The Guardian,PNAS |
Penulis | : | 1 |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR