Para ahli dari PBB mengkhawatirkan kehadiran robot di dunia peperangan. Menurut Christof Heyns, ketika robot telah terjun ke peperangan, maka tidak ada jalan kembali.
Ia mengatakan kepada Dewan Hak Asasi Manusia bahwa sekarang adalah saat yang tepat untuk menciptakan regulasi dan menghentikan robot pembunuh.
Selain itu, dirinya juga menekan forum dewan untuk mengevaluasi apakah hukum internasional telah cukup kuat dengan hadirnya robot pembunuh.
Sayangnya, robot pembunuh edisi pertama yang dimaksud oleh Christof telah digunakan dalam bentuk ranjau darat. "Saya berbicara tentang ranjau darat yang meledak ketika seseorang melangkah di atasnya," kata Heyns seperti dilansir akhir Mei 2013.
Walaupun begitu, robot perang edisi berikutnya diperkirakan dapat diprogram agar mengerti hukum perang, dapat membedakan antara masyarakat sipil dengan musuh, dan diprogram untuk melumpuhkan senjata, bukan untuk membunuh.
Menurut Christof, yang sekarang harus dilakukan bukanlah melarang kehadiran teknologi baru, tetapi adaptasi hukum yang berlaku. Membuat keputusan legislatif tentang teknologi terbaru adalah hal yang rumit dan menjebak.
Upaya untuk menghentikan pengenalan mereka (robot perang) atau pembangunannya bukan hanya akan gagal, tetapi juga seakan menghilangkan fokus keamanan penggunaan teknologi.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Lampung, Eni Muslihah |
KOMENTAR