Untuk hasil penelitian lengkapnya, bisa Anda pelajari melalui laporan yang mereka terbitkan dalam jurnal PLOS Medicine pada 29 Juli 2021 yang berjudul Long-term solid fuel use and risks of major eye diseases in China: A population-based cohort study of 486,532 adults.
“Studi kami menambahkan bukti lain untuk mendukung upaya pemerintah dalam memfasilitasi transisi bahan bakar, dan masyarakat umum harus diberitahu tentang potensi risiko penyakit mata, beberapa di antaranya sangat melumpuhkan, terkait dengan penggunaan bahan bakar padat.” kata Profesor Liming Li dari Universitas Peking yang merupakan penulis senior dalam penelitian ini.
“Visi Penghemat adalah dunia di mana tidak ada yang buta dari penyebab yang dapat dihindari dan penelitian ini menyoroti bahwa masalah mata hasil dari beberapa faktor, bukan hanya penyebab tradisional yang biasa kita pikirkan.” ujar Imran Khan, Direktur Program Strategi dan Pengembangan di Organisasi Pembangunan Internasional Sightsavers, turut mengomentari studi tersebut.
Baca Juga: Optogenetik: Terapi Mata Ini Mampu Memulihkan Penglihatan Orang Buta
Peter Ka Hung Chan, peneliti di Nuffield Department of Population Health, University of Oxford, dan penulis utama studi tersebut, mencoba menjelaskan temuan ini, “Peningkatan risiko mungkin disebabkan oleh paparan partikel halus tingkat tinggi (PM2.5) dan karbon monoksida, yang dapat merusak permukaan mata dan menyebabkan peradangan.”
Imran Khan menambahkan dalam komentarnya, “Faktor lingkungan dan tradisi masyarakat, seperti memasak dengan bahan bakar padat, dapat berdampak besar pada kesehatan mata dan menunjukkan perlunya bekerja di semua tingkat sistem kesehatan untuk meningkatkan hasil. Dari pemerintah hingga masyarakat, penting untuk meningkatkan kesadaran akan kondisi mata, mengurangi penyebab yang dapat dihindari ini, dan menyediakan layanan kesehatan yang dapat diakses.”
Setelah memperhitungkan faktor-faktor ini, dapat disimpulkan bahwa orang yang menggunakan bahan bakar padat 32% lebih mungkin menderita penyakit konjungtiva dan memiliki risiko 17% lebih besar terkena katarak dibandingkan mereka yang menggunakan listrik ataupun gas.
Nah, mana yang ingin Anda gunakan sekarang?
Baca Juga: Dampak Tak Langsung Pagebluk, Rabun Jauh Intai Kesehatan Mata Anak
Source | : | techexplorist.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR