Untuk menyembuhkan, berbagai ketakutan dan fobia harus dihadapi, itu kalimat bijak yang selalu dikatakan — tapi tentu saja, lebih mudah untuk dikatakan daripada dilakukan.
Sejumlah psikiater telah menyarankan terapi yang mendorong seseorang menjalani skenario yang 'menakutkannya' secara terus-menerus, dan praktik ini tidak etis karena akan membuat orang jadi lebih stres atau cemas.
Terapi macam ini juga kurang praktis. Misalnya saja, seorang yang takut terbang tidak dapat diharapkan membeli tiket pesawat setiap minggu bukan?
Untuk mengatasi isu ini, para ahli kejiwaan kini mulai berpaling pada terapi eksposur realitas virtual (virtual reality) dalam menaklukkan fobia. Bukan berada dalam pesawat yang nyata, tapi pengalaman tersebut dapat disimulasikan dari lingkungan virtual.
Terapi ini didesain dan dikembangkan untuk beberapa program berbeda. Jika seseorang punya fobia sosial, contohnya, terapi akan memasukkan ia dalam situasi di keramaian atau bicara di depan umum. Orang yang takut ketinggian akan seolah-olah berada di gedung tinggi. Dan sebagainya.
Lebih lengkap, hasil pengujian ditunjukkan dalam video berikut.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR