Pakar antariksa Eropa berhasil mengaktifkan kembali robot berukuran sebesar lemari es yang didesain untuk melakukan pendaratan pertama di komet.
Pendarat berbobot 100Kg bernama Philae tersebut, diaktifkan setelah lebih dari tiga tahun berada dalam kondisi hibernasi. Ia merupakan bagian dari misi senilai miliaran dolar AS yang digelar lebih dari satu dekade lalu.
Menurut keterangan resmi National Centre for Space Studies di Paris, Prancis, pesawat ruang angkasa itu berhasil melakukan kontak kembali dengan Bumi. "Sinyal awal diterima pada pukul 14.00 GMT di stasiun kontrol misi di Cologne, Jerman."
Pendarat itu mengangkasa dalam sebuah pesawat nirawak, bernama Rosetta, dan akan berjumpa dengan Comet 67P/ Churyumov-Gerasimenko, yang saat ini berjarak 650 juta kilometer dari Bumi. Mereka akan bertemu sekitar musim panas mendatang.
Kemudian, pada November, pendarat Philae akan mendekati komet, berlabuh dan menggunakan 10 instrumen yang dimiliki, ia akan memantau permukaan dan menganalisa lapisan es berdebu milik komet tersebut.
Komet itu sendiri memiliki orbit lonjong saat mengitari matahari. Ia melontarkan ekor gas dan debu yang spektakuler. Adapun matahari membuat permukaan es pada komet menjadi menguap.
Bagi para kosmolog, komet merupakan bongkahan es dan debu yang akan menghadirkan informasi terkait bagaimana sistem tata surya terbentuk, sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Sejumlah ilmuwan yakin bahwa komet kemungkinan membawa sebagian besar air yang ada di samudera di bumi dan kemungkinan molekul kompleks yang memicu kehidupan di planet ini.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR