Dr. Jingmai O’Connor melanjutkan bulu yang panjang didominasi oleh tulang belakang tengah atau rachis dan berbulu di ujungnya. Kombinasi antara ekor kipas pendek dengan dua bulu panjang (pintail) dapat ditemukan pada burung modern, seperti sun birds dan quetzal.
“Kami belum pernah melihat kombinasi berbagai jenis bulu ekor ini sebelumnya pada fosil burung,” jelasnya.
Yuanchuavis kompsosoura adalah kemunculan pintail pertama yang terdokumentasi famili di Enantiornithnes. Dr. Wang Min, seorang peneliti di Chinese Academy of Sciences menerangkan lebih lanjut.
“Morfologi Yuanchuavis kompsosoura yang diawetkan pada dasarnya mewakili kombinasi morfologi dua ekor yang sebelumnya dikenal dalam Enantiornithnes lain yang paling dekat dengan spesies ini,” ujar Dr. Wang Min.
Ekor berbentuk kipas yang dimiliki oleh Yuanchuavis kompsosoura berfungsi secara aerodinamis. Sedangkan dua bulu berukuran panjang itu sebagai daya tarik.
Dengan kata lain, burung purba Yuanchuavis kompsosoura mampu terbang dengan baik. Bulu ekornya yang panjang mungkin membantu untuk menemukan pasangan, namun menjadi hambatan untuk terbang.
Studi tentang spesies ini telah dipublikasikan dalam jurnal Current Biology dengan judul An Early Cretaceous enantiornithine bird with a pintail pada 16 September 2021.
Selain itu, dilansir dari Daily Mail, para peneliti mengatakan ekor panjang yang mewah ini sebagai “sinyal kejujuran” karena sifatnya yang merugikan.
“Seekor burung betina mungkin melihat pejantan dengan ekor yang mengganggu akan berpikir, ‘wah, jika dia bisa bertahan (hidup) dengan ekor yang konyol, dia pasti memiliki gen yang bagus,” tutur Dr. Jingmai O’Connor.
Source | : | Daily Mail,Sci News |
Penulis | : | 1 |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR