Semua manik-manik cangkang yang ditemukan di berbagai situs di sampel Afrika utara adalah artefak-artefak yang ditinggalkan oleh budaya Aterian. Masyarkat Arterian diketahui menempati wilayah tersebut selama lebih dari 100.000 tahun selama Zaman Batu Tengah.
Situs Aterian tertua berasal dari 150.000 tahun yang lalu, dan kelompok ini tidak hilang dari catatan arkeologi hingga sekitar 20.000 tahun yang lalu.
Orang-orang Aterian secara anatomis adalah manusia modern. Mereka adalah pembuat alat dan senjata batu yang luar biasa yang bertahan hidup dengan berburu hewan yang umum di Afrika Utara pada masa prasejarah. Hewan-hewan yang mereka buru antara lain kijang, badak, dan rusa kutub.
Mereka juga memakan hewan laut dan sumber daya lain dari Samudra Atlantik di dekatnya. Selain itu mereka juga memanfaatkan cangkang siput laut untuk membuat perhiasan, seperti yang diungkapkan oleh studi terbaru ini.
Baca Juga: Harta Karun Emas yang Unik dan Menakjubkan Ditemukan di Denmark
Menurut Kuhn, perhiasan manik-manik yang diproduksi dan dikenakan oleh orang-orang Aterian ini paling mungkin dipahami sebagai bentuk komunikasi non-verbal. Para antropolog tidak yakin kapan bahasa ditemukan, jadi mungkin orang-orang Aterian hanya mengandalkan metode non-verbal untuk berbagi informasi.
"Kami tidak tahu apa artinya [manik-manik itu], tetapi itu jelas merupakan objek simbolis yang ditempatkan sedemikian rupa sehingga orang lain dapat melihatnya," jelas Kuhn.
Kuhn percaya pesan atau makna dari manik-manik itu penting dan abadi. Sebab, orang-orang Aterian memilih untuk membuat benda-benda dekoratif yang akan bertahan lama untuk menyampaikan pesan tersebut.
Baca Juga: Harta Karun Berupa Perhiasan Emas Kuno Ditemukan di Gunung Kazakhstan
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR