Nationalgeographic.co.id—Gigi bungsu adalah gigi geraham yang tumbuhnya paling akhir. Gigi yang biasanya terletak di bagian paling belakang rahang mulut ini umumnya tumbuh ketika seseorang menginjak usia remaja atau dewasa, yaitu sekitar usia 17–25 tahun.
Dalam istilah bahasa Inggris, gigi bungsu kerap disebut juga sebagai wisdom teeth atau gigi kebijaksaan. Sebab, gigi ini baru tumbuh saat kita dewasa, saat kita dinggap sudah bijaksana dan bisa membedakan mana yang baik dan buruk.
Selama ini, pertanyaan mengapa gigi bungsu tumbuh paling belakangan dan bahkan baru tumbuh saat kita dewasa telah menjadi misteri bertahun-tahun. Misteri gigi geraham ini sulit dipecahkan, meskipun kemunculannya memainkan peran penting dalam melacak perubahan dalam evolusi kita.
Namun, baru-baru ini para peneliti dari University of Arizona di Amerika Serikat berpikir bahwa mereka mungkin telah memecahkan misteri tersebut. "Salah satu misteri perkembangan biologis manusia adalah bagaimana sinkroni yang tepat antara munculnya geraham dan terjadinya sejarah kehidupan dan bagaimana hal itu diatur," kata Halszka Glowacka, antropolog dari University of Arizona yang menjadi penulis utama dalam studi misteri gigi bungsu manusia tersebut.
Dengan bantuan Gary Schwartz, ahli paleoantropologi dari Institute of Human Origins di University of Arizona, Glowacka mengumpulkan contoh-contoh tengkorak yang berbeda untuk membandingkan perkembangannya. Mereka kemudian mengubah tulang dan gigi dari 21 spesies primata menjadi model 3D.
Dari situ, para peneliti dapat mengetahui bahwa waktu geraham dewasa kita banyak berkaitan dengan keseimbangan biomekanik di tengkorak kita yang sedang tumbuh. Bentuk gigi dewasa yang kita gunakan untuk menggiling makanan menjadi pasta biasanya muncul dari gusi kita dalam tiga tahap, yakni sekitar usia 6, 12, dan 18 tahun.
Baca Juga: Gigi Bungsu Tidak Memiliki Fungsi dan Hanya Menyebabkan Masalah?
Primata lain mendapatkan geraham dewasa mereka lebih awal. Untuk semua kesamaan kita dalam tahap pertumbuhan, simpanse (Pan troglodytes) mendapatkan geraham mereka pada usia 3, 6, dan 12 tahun. Babun kuning (Papio cynocephalus) memiliki geraham dewasa terakhir pada usia tujuh tahun, dan kera rhesus (Macaca mulatta) mendapatkannya saat berusia enam tahun.
Salah satu faktor penting yang membatasi waktu munculnya gigi adalah ruang. Jika rahang belum cukup besar untuk ukuran gigi dewasa, tidak ada gunanya gigi itu tumbuh.
Manusia tidak memiliki banyak ruang mulut seperti itu. Maka tumbuhnya gigi bungsu kemudian menjadi masalah besar bagi spesies kita.
Sebagai gigi yang keluar paling akhir, terkadang gigi bungsu memang tidak mendapat ruang yang cukup untuk tumbuh dan keluar dari gusi. Namun ini belum menjelaskan mengapa gigi bungsu muncul begitu terlambat dalam hidup kita, atau mengapa yang tumbuh paling belakang tampaknya semakin menyebabkan masalah.
Baca Juga: Gigi Megalodon, Hiu Terbesar yang Pernah Hidup, Ditemukan di Pantai
Namun, para peneliti menemukan, memiliki ruang kosong untuk gigi tumbuh bukan ide yang baik untuk meletakkannya di sana. Gigi tidak tumbuh dengan sendirinya. Ada banyak otot dan tulang yang menopangnya, yang memastikan tekanan yang cukup dapat dengan aman merobek dan menggiling makanan kita.
Dan 'keamanan' itulah yang tampaknya berada di balik keterlambatan pertumbuhan gigi kita. "Ternyata rahang kita tumbuh sangat lambat, kemungkinan karena sejarah hidup kita yang lambat secara keseluruhan dan, dalam kombinasi dengan wajah pendek kita, penundaan hingga ruang yang aman secara mekanis --atau 'tempat yang manis', jika Anda mau menyebutnya demikian-- tersedia, menyebabkan kemunculan geraham di usia kita yang sangat terlambat," jelas Schwartz seperti dikutip dari Science Alert.
Geraham belakang pada primata tumbuh tepat di depan dua sendi temporomandibular, yang bersama-sama membentuk engsel antara rahang dan tengkorak. Tidak seperti sendi-sendi lain di tubuh kita, kedua poros tersebut harus bekerja dalam sinkronisasi sempurna satu sama lain. Kedua poros itu juga perlu mentransfer tingkat kekuatan yang adil ke satu atau lebih titik untuk membuat Anda dapat menggigit dan mengunyah.
Dalam biomekanik, proses gerak gigi ini diatur oleh prinsip-prinsip dalam sesuatu yang disebut model tingkat terbatas. Dengan meletakkan gigi di tempat yang salah, kekuatan yang dihasilkan di bawah model ini bisa menjadi berita buruk bagi rahang yang tidak cukup besar untuk mengatasinya.
Baca Juga: Penemuan Fosil Gigi Berlubang Terbesar dan Paling Awal Pada Mamalia
Spesies-spesies dengan rahang yang lebih panjang bisa mendapatkan semua gigi geraham mereka tumbuh dengan lebih cepat. Sebab, waktu yang dibutuhkan tengkorak mereka untuk mengembangkan struktur yang cocok untuk gigi yang paling dekat dengan otot di dekat engsel itu relatif singkat.
Manusia, dengan wajah kita yang secara signifikan lebih pendek, tidak memiliki keberuntungan seperti itu. Kita perlu menunggu sampai tengkorak kita berkembang ke titik di mana kekuatan yang diberikan pada setiap set geraham dewasa tidak akan merusak rahang kita yang sedang tumbuh.
Studi baru yang telah dipublikasikan di jurnal Science Advances ini tidak hanya memberi kita cara baru untuk mengevaluasi kondisi gigi kita, terutama gigi geraham yang terakhir tumbuh. Studi ini juga dapat membantu para ahli paleontologi untuk lebih memahami evolusi rahang unik kita di antara nenek moyang hominid kita.
"Studi ini memberikan lensa baru yang kuat di mana hubungan yang telah lama diketahui antara perkembangan gigi, pertumbuhan tengkorak dan profil pendewasaan dapat dilihat," ujar Glowacka.
Baca Juga: Arkeolog Temukan Gigi Susu Anak-anak Berusia 560 Ribu Tahun
Source | : | Science Alert,Science Advances |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR