Meningkatnya urgensi terhadap wabah ebola di Afrika Barat tampak pada Rabu (8/10) setelah seorang pasien ebola—pasien kasus Ebola pertama di AS—meninggal dunia.
Salah satunya tercermin dengan pengumuman atas rencana memberlakukan pemeriksaan kesehatan terhadap setiap penumpang pesawat terbang yang baru tiba dari wilayah itu, di lima bandara tersibuk.
Demikian diumumkan badan US Centers for Disease Control and Prevention menyusul kabar kematian Thomas Eric Duncan, pasien ebola yang dirawat di rumah sakit di Dallas. (Baca di sini)
Meski demikian, AS menolak larangan perjalanan dari/ke Liberia, Sierra Leone, dan Guinea. Pejabat AS enggan untuk menerapkan larangan perjalanan. Ini karena dianggap malah mempersulit upaya menangani pandemi tersebut di zona Afrika Barat dan membatasi langkah-langkah untuk memantau penyebaran wabah.
Thomas Frieden, Direktur CDC yang telah didesak berulang kali oleh media mengenai pemberlakuan larangan perjalanan selama seminggu terakhir; dan tiap kali jawaban Frieden bersikeras hal itu tidak akan efektif.
"Sampai wabah di Afrika dapat dikendalikan, kita baru dapat memastikan wabah itu takkan sampai di sini," ungkapnya pada konferensi pers, Selasa.
Peningkatan pemeriksaan penumpang yang masuk ke AS lewat Bandara Internasional Dulles Washington, Bandara Internasional Liberty Newark New Jersey, Bandara Internasional O\'Hare Chicago, dan Bandara Internasional Hartsfield-Jackson Atlanta akan dimulai dalam minggu depan. CDC menyatakan, melalui kelima bandara inilah, kedatangan 94 persen orang dari Liberia, Sierra Leone, Guinea dan sekitarnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR