Para peneliti memperkirakan bahwa planet ini beberapa kali lebih besar dari Jupiter, dan terbentuk dengan bintangnya beberapa juta tahun yang lalu, sekitar waktu Kepulauan Hawaii utama pertama kali muncul di atas lautan. Planet ini sangat muda sehingga masih panas dari energi yang dilepaskan selama pembentukannya, dengan suhu yang mirip dengan lava yang meletus dari Gunung Kīlauea.
“Planet ini terbentuk dengan bintangnya sekitar beberapa juta tahun yang lalu. Dalam hal ukuran, itu beberapa kali lebih besar dari Jupiter. Ia masih sangat muda sehingga masih panas dari energi yang dilepaskan selama pembentukannya.” kata Gaidos.
Ribuan planet telah ditemukan di sekitar bintang lain, tetapi yang membedakan planet ini adalah planet ini baru terbentuk dan dapat diamati secara langsung. Planet yang bernama 2M0437b, bergabung dengan beberapa objek yang memajukan pemahaman kita tentang bagaimana planet terbentuk dan berubah seiring waktu, membantu menjelaskan asal usul Tata Surya dan Bumi. Penelitian mendalam tentang hal ini telah diterbitkan di Monthly Notices of the Royal Astronomical Society pada 16 Oktober 2021 yang diberi judul Zodiacal Exoplanets in Time (ZEIT) XII: A Directly-Imaged Planetary-Mass Companion to a Young Taurus M Dwarf Star.
Baca Juga: Para Astronom Temukan Bukti Pertama Tentang Planet yang Baru Lahir
Penemuan planet bayi ini awalnya dibuat pada tahun 2018 dengan menggunakan Teleskop Subaru di Maunakea oleh peneliti tamu UH Institute for Astronomy (IfA) Teruyuki Hirano. Kemudian, selama beberapa tahun terakhir, telah dipelajari juga dengan cermat menggunakan teleskop lain di Mauna.
Gaidos dan kolaboratornya menggunakan Observatorium Keck di Maunakea untuk memantau posisi bintang induk saat bergerak melintasi langit, memastikan bahwa planet 2M0437b benar-benar pendamping bintang, dan bukan objek yang lebih jauh. Pengamatan membutuhkan waktu tiga tahun karena bintang bergerak perlahan melintasi langit.
Planet dan bintang induknya terletak di "pembibitan" bintang yang disebut Awan Taurus. 2M0437b berada pada orbit yang jauh lebih luas daripada planet-planet di Tata Surya; pemisahannya saat ini sekitar seratus kali jarak Bumi-Matahari, membuatnya lebih mudah untuk diamati. Namun, optik "adaptif" yang canggih masih diperlukan untuk mengkompensasi distorsi gambar yang disebabkan oleh atmosfer Bumi.
Baca Juga: Di Planet Luar Tata Surya Ini Sering Terjadi Hujan Besi, Seperti Apa?
Source | : | techexplorist.com |
Penulis | : | 1 |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR