Siapa yang tak kenal Chef Budi Kurniawan? Atau yang lebih dikenal dengan Budi Lee? Murid William Wongso dan pemilik restoran MunchiesBistro di Gandaria City dan Munchies Dine and Bar di Kota Kasablanka. Selain pemilik restoran, Budi juga pernah menjadi President Young Chef Club Indonesia (YCCI) tahun 2011-2013, dan kini ia menjadi World Young Chef Ambassador yang mewakili Asia.
“Saya tidak paham kenapa mereka menjadikan saya World Young Chef Ambassador mewakili Asia, mungkin karena mereka melihat saya President Young Chef Club Indonesia (YCCI) dan itu berkembang,” katanya.
Budi yang awalnya ragu untuk dijadikan World Young Chef Ambassador, sempat bingung apa yang akan dia lakukan, dan tugasnya seperti apa. “Jujur saya bingung, tidak tahu tugasnya, dan pasti tugasnya tidak gampang. Tapi saya berpikir lagi, dengan begitu saya bisa memasarkan masakan Indonesia di dunia.”
Budi yang menjadi young chef ambassador mewakili Asia mengatakan bahwa banyak orang yang bisa masak makanan bule tapi ketika disuruh masak makanan tradisional negaranya mereka bingung, mereka tidak bisa. “Nah saya ingin mendobrak semua orang bisa memasak makanan tradisionalnya.” Di balik itu Budi orang asli Indonesia memiliki tujuan ingin makanan tradisional yang ada di Indonesia lebih dikenal walaupun ia mewakili asia.
“Makanan kita tuh jauh lebih kaya daripada negara lain, potensi kita juga jauh luar biasa. Hampir setiap daerah jarak kilometer makanan pasti berbeda. Dari orang yang makan tiwul, makan jagung, singkong semua ada. Cara masak ditumis, dipangang, dibakar, dipepes, dimasukin dalam bambu dan ditanam dalam tanah juga ada. Belum lagi dengan percampuran budaya Indonesia, ada yang dipesisir dan digunung, ada di air tawar dan air laut,” tambahnya.
Budi mengaku saat kelas 3 SMA ia belum bisa menggoreng telur, dan sekarang telah menjadi chef karena adanya keinginan, adanya usaha, dan kerja keras. Budi ingin semua orang yang suka masak bisa lebih dari dirinya, “saya ingin tekankan kalau saya bisa, kalian juga pasti bisa. Tapi mentanya kuat ga? Mau ga ambil resiko?”
Pria muda kelahiran 11 Maret 1987 ini sudah memperkenalkan masakan Indonesia di Jerman, Belanda, Taiwan, Singapura, dan beberapa negera lainnya. Ia mengatakan makanan yang pasti dikenalkannya adalah rendang. “Rendang kan sudah banyak yang kenal, rendang juga unik, rasanya kaya, teknik memasaknya paling beda, dan segala macam bisa dibuat rendang. Kalau masakan lain biasanya kita sesuaikan dengan negaranya,” kata Budi.
Budi mengaku seminggu dua kali harus makan di warung tegal (warteg), ia merasa aneh kalau tidak makan di warteg dalam seminggu, “kalau di warteg makanan yang selalu saya cari itu tempe orek dan pare. Tapi kalau makanan kesukaan saya suka makanan dengan berbumbu kacang dan tahu.”
Masakan tradisional Indonesia yang sangat kaya, sangat beragam, dan sangat berpotensi ini sudah menjadi tugas semua orang Indonesia untuk mengenalkan, memahami sejarah makanan, dan mencintai masakan nusantara. Jangan diam saja, dan marah ketika sudah diakui negara lain.
Penulis | : | |
Editor | : | Puri |
KOMENTAR