Pasir putih menghampar, laut biru muda bening kaca, pepohonan nyiur memagari pesisir. Atapnya, langit biru berpadu awan putih. Kami bagaikan berada di negeri dongeng.
Ketika surut, Dodola semakin menunjukkan kemolekannya. Pasir putih merayu kami untuk bermain di atasnya.
Pulau di barat laut Durabi ini menjanjikan kami fun dive. Kedalaman hanya sekitar 15 sampai 20 meter dengan pemandangan didominasi pasir. Boleh jadi daerah ini dapat disebut patchy reef. Tutupan karangnya berkelompok terpisahkan pasir yang luas. Tiap kelompok karang biasanya terdapat table coral dan leather coral.
Terlihat juga beberapa giant kima dan trigger fish, juga clown fish bermain di sekitar anemon yang tebal. Bila mempunyai lebih banyak waktu, kita bisa menunggu banyak belut kecil (garden eel) keluar dari pasir menyerupai rumput. Namun, kami harus waspada terhadap ikan pari serta kawanan hydroid sejenis soft coral yang akan terasa panas seperti terbakar jika tersentuh kulit (karang penyengat).
Sebelum mencapai Dodola, kami sempat menyinggahi Pulau Zumzum, berkas markas Jenderal Douglas MacArthur.
Di sini masih banyak tersebar mesiu aktif, serpihan mesiu, juga puing-puing tongkang yang hampir rata dengan pasir. Menurut penduduk, dulu pernah digunakan sebagai jembatan penghubung ke pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Lima menit berjalan masuk ke hutan, terdapat Monumen MacArthur. Bagi masyarakat Morotai, sang jenderal dianggap berjasa karena telah membebaskan mereka dari kekejaman kerja paksa saat penjajahan Jepang.
Penulis | : | |
Editor | : | Puri |
KOMENTAR