Ilmuwan menemukan cara memerkirakan waktu kematian yang lebih akurat. Cara baru tersebut memungkinkan ilmuwan menetapkan waktu kematian hingga 10 hari setelah meninggalnya seseorang.
Hasil temuan yang dipaparkan dalam pertemun tahunan Society of Experimental Biologi di Praha pada Rabu (1/7) itu merupakan terobosan berarti. Selama ini, waktu kematian ditetapkan dengan pengukuran suhu, yang hanya bisa akurat hingga 36 jam setelah meninggalnya seseorang.
Tim ilmuwan mempelajari protein otot pada babi. Berdasarkan karakteristiknya, otot babi memiliki kemiripan dengan otot manusia. Otot terdiri dari molekul-molekul protein yang akan mengalami penguraian ketika seseorang meninggal.
"Ini terjadi pada protein tertentu dan pada waktu tertentu," kata Peter Steinbacher yang melakukan penelitian. "Bahkan produk dari penguraiannya itu hanya bisa dijumpai pada waktu tertentu."
"Jadi, bila Anda tahu produk apa yang terdapat pada sebuah sampel, maka Anda akan tahu kapan individu tersebut meninggal," ungkap peneliti dari University of Salzburg itu seperti dikutip BBC, Rabu kemarin.
Steincbacher dan tim menganalisis lebih dari 60 sampel jaringan otot dari departemen forensik di University of Salzburg. Hasil riset menunjukkan, prediksi waktu kematian dengan analisis protein yang terdapat pada sampel cukup akurat.
"Kita sekarang butuh lebih banyak sampel untuk mengetahui apakah gender, indeks massa tubuh, suhu, kelembaban, dan lainnya memengaruhi waktu perombakan protein otot," kata Steinbacher. Ia berharap dalam tiga tahun metode barunya bisa diaplikasikan dalam forensik.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR