"Segala sesuatu tentang Korea Utara dipandang sebagai semacam lelucon berjalan, jadi kita mungkin harus berharap bahwa maskapai yang terlihat seperti ini juga, benar atau salah," katanya yang mengaku belum pernah terbang dengan Air Koryo.
Smith mencatat bahwa armada Air Koryo menggunakan armada buatan Rusia yaitu TU-204s dan AN-148s. Hal tersebut mungkin tidak senyaman pesawat buatan Amerika Serikat atau Eropa. Perbandingan itu, katanya, tidak sehat.
Pendiri dan Direktur Aviation Safety Network, Harro Ranter mengatakan satu-satunya kecelakaan fatal yang menimpa Air Koryo terjadi pada tahun 1983 ketika maskapai itu masih bernama CAAK. Aviation Safety Network adalah yayasan swasta independen yang telah menyusun deskripsi rinci lebih 10.700 insiden, pembajakan dan kecelakaan akan sejak tahun 1950-an.
Ranter memperingatkan bahwa 32 tahun tanpa kecelakaan fatal tidak berarti sebuah maskapai penerbangan yang aman.
"Sebuah faktor besar dalam keamanan sebuah maskapai penerbangan adalah kemampuan negara untuk melakukan pengawasan keselamatan yang tepat, tingkat penerapan standar penerbangan internasional dan peraturan," katanya dalam sebuah email kepada AP.
"Ini sangat sulit untuk menentukan peringkat penerbangan berdasarkan keselamatan. Tingkat standar keselamatan udara dunia telah meningkat secara signifikan selama bertahun-tahun, sehingga setiap membandingakan jumlah kecelakaan atau kematian adalah hal yang tidak mungkin," lanjutnya.
Namun, ia mencatat dari data yang tersedia, Korea Utara mencetak di atas rata-rata dunia pada sebagian besar aspek dalam audit dari tingkat penerapan standar penerbangan internasional dan peraturan yang dilakukan oleh Civil Aviation Organization pada 2008.
"Jika hasil ini masih berlaku, tidak ada alasan untuk menganggap bahwa Air Koryo tidak aman," katanya.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR