#TrenSosial: Tragedi Mina yang menewaskan setidaknya 717 orang mendominasi percakapan di media sosial di Timur Tengah dan sejumlah negara lain termasuk Indonesia. Satu pertanyaan yang banyak didiskusikan adalah: siapa yang salah?
Debat ini banyak dibahas oleh para pejabat Arab Saudi, para jamaah haji, dan bahkan kelompok-kelompok sektarian dengan sejumlah teori konspirasi.
Ada juga reaksi yang kuat di Afrika merespons pernyataan Pangeran Saudi Khaled al-Faisal yang mengatakan bahwa jamaah asal Afrika yang harus disalahkan.
Banyak tagar yang digunakan dalam berbagai bahasa, salah satunya #HajjStampede yang dipakai lebih dari 10.000 kali dalam 24 jam, dan #Mina dipakai 30.000 kali.
Inilah bagaimana media sosial bereaksi di negara-negara yang terkena dampaknya, seperti yang dilaporkan BBC Trending.
Arab Saudi dan negara-negara Arab
Ada dua tagar berbahasa Arab yang kontras menjadi populer di Twitter: "Kegagalan Administrasi Saudi" dan "Kesuksesan Administrasi Saudi."
Tagar yang pertama mulai digunakan setelah peristiwa terjadi. Isinya mengkritik pemerintah Saudi yang dinilai buruk menangani para jemaah. Seorang pengguna, @jbhamjzye, mengatakan otoritas Saudi "mengubah Idul Adha menjadi pemakaman para jamaah".
Namun kritik itu segera dibantah oleh banyak pengguna yang mendukung penanganan haji Saudi. "Semoga Tuhan memotong tangan Anda, Anda yang menulis kicauan itu," kata salah seorang pengguna.
Segera setelah tagar yang mendukung Saudi populer, pengguna media sosial memuji para petugas keamanan dan penyelenggara haji yang dinilai tanggap. Gambar yang menunjukan orang-orang tua dan orang berkebutuhan khusus dibantu setelah kejadian menjadi viral.
Video yang menggambarkan jemaah haji berterima kasih kepada pemerintah Saudi dan teori konspirasi yang mengklaim Iran bertanggung jawab juga beredar luas di internet. Walau dasar dari klaim itu tidak jelas, tagar "Iran membunuh jemaah haji" dipakai lebih dari 65.000 kali.
!break!Iran
Iran merupakan salah satu negara yang paling terdampak dengan tragedi Mina. Sebanyak 131 warganya meninggal dunia dan para pemimpin Iran mengkritik keras otoritas Saudi.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Khamenei, melalui Twitter, meminta pemerintah Saudi untuk "menerima tanggung jawab berat atas insiden pahit ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan berdasarkan keadilan." Dia juga berulang kali menggunakan tagar "Kegagalan Administrasi" untuk mengkritik Saudi.
Tagar lain yang berarti "Ketidakmampuan Keluarga Saudi" juga disuarakan oleh pengguna media sosial propemerintah, banyak dari mereka menilai tragedi itu dipicu oleh penutupan satu akses jalan. Namun, penggunaan Twitter secara resmi dilarang di Iran, dan tagar ini digunakan kurang dari 100 kali. Secara umum, reaksi Iran di media sosial tidak bergaung jika dibandingkan dengan negara lain.
Nigeria
Pernyataan Pangeran Saudi Khaled al-Faisal yang menyalahkan "sejumlah jemaah asal Afrika" atas tragedi tersebut memicu kemarahan di Nigeria.
Seorang pengguna, @kay_sesen, mengatakan "anti kulit hitam, anti orang miskin, xenophobia, respons yang sangat tidak bisa diterima, tetapi sangat bisa diprediksi keluar dari Kerajaan Saudi."
"Oh Afrika, resmi menjadi kambing hitam dunia," kicau @SekorG. "Nyaman bagi semua orang untuk menyalahkan masalah dunia pada kami."
Pakistan
Beberapa tagar terkait tragedi Mina menjadi pembicaraan di Pakistan, di mana sebagian besar pengguna juga mengecam pemerintah Saudi. Sebagian lainnya tidak setuju dan menganggap tragedi itu terjadi karena "terlalu penuh" dan "kesalahan manusia".
"Kalau saja monarki peduli dengan orang biasa," komentar Raza Rumi @Razarumi. Sementara pengguna lain, Muhammad Anjum Kiani mengatakan: "Kalau bukan untuk respons cepat dari otoritas KSA [Kerajaan Arab Saudi] korban tewas dari tragedi Mina bisa mencapai ribuan."
Indonesia
Di Indonesia, kebanyakan pengguna media sosial menyampaikan duka mendalam kepada para korban dan kerabat yang ditinggalkan. Hanya sedikit yang mengkritik otoritas Saudi.
Tagar #TragediMina dipakai lebih dari 1,6 juta kali di Twitter. Hingga kini, jumlah korban asal Indonesia dilaporkan terus bertambah menjadi 41 orang, sementara jumlah jamaah yang belum kembali ke pemondokan berkurang menjadi 82 orang.
Presiden Joko Widodo dalam akun Twitter mengatakan "harus ada perbaikan pengelolaan haji supaya peristiwa ini tidak terulang lagi."
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR